Halaman

Halaman

About Me

Foto Saya
Shintya
Simple
Lihat profil lengkapku

Followers

Search

RSS

Bening Subuh

Suara adzan subuh menggema di seluruh alam, membangunkan para insan yang masih jua terbuai di alam mimpi, begitu juga ranti. Ranti baru terbangun saat mendengar adzan subuh yang dikumandangkan dri mushala kecil sebelah rumahnya. sebuah mushala kecil peninggalan alm pak H.Ahmad, sesepuh desa tempat Ranti tumbuh menjadi gadis remaja yang rupawan.
Ranti terjaga, dikerjapkannya mata indahnya yang masih terasa brat. dengan malas dia beranjak dari tempat tidurnya yang terasa hangat. Ranti berjalan keluar kamar menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu, saat melewati daprt di lihatnya ibu tengah membuat sarapan untuk mereka.
"dah bangun kamu Ran?"tanya ibu saat melihat ranti.
"udah bu...." jawab Ranti, sambil berlalu menuju kamar mandi. sedangkan ibu terus melanjutkan aktivitasnya. begitulah suasana setiap subuh dirumanya, sejak ayah Ranti meninggal Ranti hanya tinggal berdua dengan ibunya saja.
Usai shalat subuh, Ranti membuka jendela kamarnya, udara dingin menelusup kedalam kamar ranti, dingin menerpa wajahnya yang amat jelita. Biasanya setelah subuh, ayah akan menemaninya menatap bintang kesayangn Ranti, bintang paling besar dan paling indah bagi ranti dan ayahnya. Tapi sejak ayah meninggal, Ranti harus menatap bintang itu sendirian.
                                          *******
"kapan kamu akan mengenakan jilbab ran? kamu kan sudah besar....." tanya ayah suatu subuh.
"nanti saja yah, kalo Ranti udah selesai kuliah." jawabnya.
"mengapa harus nanti kalo kamu bisa melakukannya sekarang nak." ayah mengingatkan dengan bijak. disambung dengan ceramah panjang yang akan membuat Ranti bosan. Dan untuk membuat ayahnya berhenti ceramah biasanya Ranti akan berpura pura sakit perut. Dan walau ayah tau itu hanya alasan ranti, tak urung ayah berhenti juga bicara.
                                        *******Subuh ini, tepat setahun ayah meninggalkan ranti dan ibu.........Bintang itu masih bersinar dilangit subuh, dipagi yang masih gelap dengan embun yang masih tersisa didedaunan, memberi bening pada subuh yang pekat. Udara dinginnya terasa menusuk kehati Ranti yang sunyi.
Ranti membuka lemari bajunya, Diambilnya sebuah gamis ungu danjilbab senada yang sudah hampir 4 blan menghuni lemarinya, tanpa pernah Ranti sentuh sejak ibu memberikannya di hari ulang tahun Ranti yang ke 18 itu.
Setelah mandi.....dikenakannya jilab itu. "Bismillah......." ucapnya. subuh ini Ranti telah betekad untuk menjadi seorang Muslimah sejati, dia akan memenuhi kewajibannya sebagai seorang muslimah sekaligus janjinya kepada ayah sesaat sebelum ayah menghembuskan nafas terakhirnya.
Ditatapnya wajahnya yang ayu dengan jilbab unguny. Wajahnya semakin terlihat cantik saja........
"ayah.....sekarang Ranti sudah menjadi seorang muslimah seperti yang ayah harapkan."ujarnya dalam hati. setelah selesai berjilbab, Ranti keluar dari kamar. Dicarinya ibu yang sedang menyapu di halaman depan rumah. Dengan bangga, Ranti menunjukaan jilbab yang dipakainya pada ibu. TErukir sebuah senyum yang amat bening di wajah ibu dan Ranti...........sebening subuh sunyi, dengan embun yang tersisa di ujung dedaunan. memberi bening di hati Ranti, menyambut subuh baru yang terasa indah. "Bismillah........"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
125x125 Ads1