Halaman

Halaman

About Me

Foto Saya
Shintya
Simple
Lihat profil lengkapku

Followers

Search

RSS

3 Penghuni DiRumah Ku

Rumah yg akk tempati ini lumayan besar memiliki 5 kamar dan 2 kamar mandi...rumah ini modelnya rumah tua masih terbuat dari kayu dan atapnya runcing keatas...sebelumnya kejadian ini akk biasa biasa ajj tinggal dirumah ini..tp semua berawal dari kejadian malam itu.
Malam Minggu akk dan sepupu sepupuku duduk mejeng diteras rumah yg samping nya ada parit yg menjorok kedalam...kami tertawa berbahak bahak hingga tag sadar akan jam yg sudah menunjukkan pukul 23.00,dan kami masih saja bercanda gurau.dan semua berawal dari sepupuku dengan isenk memotret kami yg sedang tertawa2 itu dgn kamera hp.dan setelah kami melihat hasilnya ada 1 yg ganjal di foto tersebut...ada sesosok nenek2 tua didekat pintu parit itu...semakin kami zoom foto itu semakin jelas raut wajahnya yg sangat menyeramkan dan kami pun memutuskan untuk masuk kerumah dan tidur..tp dalam benakku akk masih memikirkan penampakan itu...knapa dia menampakkan wujudnya dengan jelas...
Esoknya akk dan sepupuku sudah tidak membahas kejadian semalam itu....dan malamnya kami berniat untuk pergi ke mall untuk refreshing diri...apesnya krna keasyikan nnton TV kamii haru mandi pada saat adzan maghrib,kata orang tua mandi saat adzan maghrib sangan tidak bagus...tp karena kami harus mandi saat itu juga ya kami tetap saja mandi disaat adzan maghrib berkumandang...dan didalam kamar mandi ak dan sepupuku tertawa sebab kami bercerita yg lucu2 hingga menyebabkan kami tertawa terbahak2...dan saat adzan hampir siap diatas atap kamar mandi luar terdengan oleh kami ada yg melompat2 diatas atap kamar mandi tersebut dan kami mengira hanya orang iseng..dan kami pun lanjutkan mandinya..tp sialnya lompatan dari atas atap itu semakin keras..hingga kami berteriak agar tidak usah mengganggu..tp sialnya lagii bulu kuduk kami tiba2 naik secara spontan...dan kamii pun langsung saja keluar dri kamar mandi dan kami melihat apa yg ada diatas atap dan ternyata yg melompat2 diatas atap tadi itu adalah POCONG ! dan spontan kami langsung berlari kencang menuju kamar..dan kami menceritakan ke semua orang rumah,dan orang rumah menjadi takut untuk mandi dikamar mandi luar...
Malam jumat kami dan sekeluarga ingin memanggil dukun pintar untuk menanyakan apakah penghuni rumah ini merasa terganggu...tapi sialnya dukun itu tidak bisa hadir dirumah kami pada malam itu...dan kami agak merasa kecewa dan semakin penasaran..pukul 23.00 kami tidur dikamar depan...tp sepupuku ada yg sedang menelpon hingga pukul 02.00 yg membuat ku terbangun...dan tidak bisa tidur lagii..pukul 03.00 sepupuku meyudahi telpon2annya..tp sialnya dia lgsung terlelap..sedangkan akk blum bisa tidur...sedang enag2nya berkhayal akk mendengarkan suara orang melangkah tp jalannya seperti orang berbadan besar ...dan semakin lama akk mendengar suara ituu semakin nyaring dikupingkku hingga membuat bulu kudukku merinding...tp lama2 kelamaan akk mendengar seorang nenek sedang menangis dan suara2 itu makin bertambah dengann suara lompatan2 dari atas atap kamar kku...oh tuhaannn apa yg terjadii...akhirnya akk bangunkan semua orang rumah...dan suara itu semakin lama semakil tidak terdengar...
Esok malamnya dukun pintar itu datang kerumah kamii untuk mengecek apa benar dengan appa yg kami ceritakan itu bahwa rumah ini dihuni oleh 3 makhluk halus...dan dia melakukan ritual sialnya kami bertigalah yg menjadi tumbal ritual itu..kami harus tertawa cekikan di tempat yg kami menemukan yg ganjil yaitu dipintu parit dan kamar mandi luar rumah..dan benar sajja disaat kami menempati pintu parit hanya bertiga dan kami membuat lelucon agar kami tertawa..kami mendengar suara tangisan seorang nenek di ujung pintu,,dan tiba2 kami dipanggil dengan dukun itu agar keluar dari pintu dan dukun itu masuk ke pintu parit itu seorang diri...sejam kemudian dukun itu keluar dan memberitahu kami mengapa penghuni rumah ini marah dan menampakkan wujudnya kepada kami..karena kami telah menggangu ketenangannya dengan tertawa2 ditengah malam ...dan kami mengakuin kami salah...setelah kejadian itu benar saja kami tidak lagi merasakan yg gaib dirumah itu..jadi sekarang rumah itu kembali ke yg dulu..dan kami sangat menyesal atas perbuatan kamii yg telah menggangu penghuni rumah kami ...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Anak perempuan di Rumah Sakit itu...

"Yuki ... nanti cepet pulangnya ya! jangan mampir-mampir lagi" teriak mamaku dari dalam rumah. "Iya mah ..." jawabku pendek. Kemudian aku segera mengayuh sepedaku menuju Rumah Sakit. Namaku adalah Yuki, dalam bahasa Jepang artinya salju. Umurku 13 tahun dan sekarang aku duduk di kelas 2 SMP. Aku mempunyai 2 orang adik, satu laki-laki yang sedang duduk di kelas 4 SD dan satunya lagi perempuan yang masih berumur 3 tahun. Sekarang aku sedang dalam perjalanan ke Rumah Sakit untuk menjenguk saudara perempuanku yang bernama Anna. Umurnya beda setahun denganku. Dia terkena DBD beberapa hari lalu. Beberapa saat kemudian aku sudah duduk di samping ranjang Anna.
Anna terkulai lemas, dengan infus di tangannya.Di sampingnya ada mamanya yang biasa aku panggil tante Renny."Makanya na, kalo dibilang jangan males makan ya diikutin. Kan jadinya kayak gini " kataku sambil meletakan keranjang buah di meja". Anna hanya bisa mengangguk lemas. Tetapi tiba-tiba mataku menangkap bayangan seorang wanita di balik gorden ruangan itu. Tepatnya gorden yang memisahkan ranjang-ranjang. DEG ! jantungku berdebar keras dan aku langsung mendekatinya dan membukanya dengan cepat. Srrreeeekkkkkk ANEH ! tidak ada apa-apa disana
"Ada apa Yu ?" tanya tante Renny heran. "E... eng... enggak, enggak ada apa-apa" kata ku tergagap. Aku sangat heran bercampur kaget, Pasti aku salah liat ! kataku dalam hati untuk menenangkan diriku. Dua jam kemudian Anna sudah tertidur pulas."Aku pulang dulu ya tante Renny" kataku karena jam juga sudah menunjukan pukul 7 malam. "Iya, hati-hati ya Yu"kata Tante Renny. Kemudian aku keluar dan bermaksud untuk menuruni tangga.
***
Tiba-tiba ada seorang anak perempuan yang usianya mungkin sepantar dengan Anna. Ia naik di kursi roda .Wajahnya murung, iya sedang melihat ke Arahku. "Hai, kamu siapa ?" kataku ramah. Wajahnya yang murungpun berubah menjadi manis dan ia tersenyum. "Lavender William, panggil aku Lavender" katanya. Lalu ia mengajakku duduk di dekatnya.
Lalu kami mengobrol. "Nama kamu siapa ?" katanya menayakan balik. "Yuki, Yuki Putri Dewi". "Nama yang bagus ya...". "Iya" sahutku lagi. "Sudah berapa lama kamu dirawat disini Lavender ?" tanyaku ingin tahu. Wajahnya berubah murung lagi, "Aku sejak kecil disini, aku kesepian. Aku bahkan tidak pernah pergi ke sekolah. Aku ingin punya banyak teman. Sehari-hari aku hanya di berikan tugas oleh guru lesku dan memandang pemandangan disini" ceritanya panjang lebar. Aku jadi ikut sedih melihatnya.
"Yang sabar ya, pasti suatu hari nanti kamu akan sembuh" kataku sambil menepuk pundaknya. Aku merasakan tubuhnya sangat dingin seperti es. "Iya, terimakasih ya" katanya sambil menghapus air mata yang sempat muncul. Tiba-tiba seseorang dari jauh mendatangiku. "Yuki, ngapain sendirian disini?" katanya. Rupanya papanya Anna, atau yang biasa ku panggil om Harry yang baru pulang dari kantor dan ingin menjenguk anaknya.
"Yuki enggak sendirian kok om, kan ada ..." kataku sambil berbalik dan ingin menunjuk Lavender. Aku sangat terkejut, di sampingku tidak ada siapa-siapa kecuali satu kursi roda rusak yang sudah karatan. Rahangku ternganga lebar, keringat dingin membasahi tubuhku. "Ada apa Yuki ?"kata Om Harry khawatir. "Ng ... Nggak ada apa-apa kok om... Yuki pulang dulu ya ..." kata ku seraya berlari sekuat tenaga. Kemudian ke tempat parkir dan langsung mengayuh sepeda dengan perasaan yang tak enak.
***
Malamnya aku tidak bisa tidur. Anak perempuan yang bernama Lavender itu terus ada di bayanganku. "Apa maksudnya ? Dia kesepian ? Apa dia itu hantu ? ". Aku terus memikirkannya, tak kurasa akupun terlelap. Lalu tiba-tiba aku melihat Anna sedang tidur di ranjangnya di rumah sakit. Lalu aku melihat Lavender berbicara kepada Anna. rasanya iya berbicara padaku. "Ayo ikut denganku yuk ... lebih baik hidup saja di rumah sakit ini selamanya bersamaku. Daripada terus-terusan sengsara. Yuk !!!" katanya sambil tersenyum . Anna mengeleng. Tetapi akhirnya Lavender memaksanya.
Lavender berubah menjadi sangat menyeramkan dengan wajah yang penuh dengan darah. Mukanya menjadi seperti dilindas truk. "AAAAAAAAAAARRRRRRRRRGGGGGGGGHHHHHHHH" Anna menjerit, jeritannya sama kencangnya dengan ku. Lalu semuanya menjadi gelap dan aku terbangun dari tidurku. Badanku basah dengan keringat . Rupanya AC nya mati. Mimpi yang seperti nyata.
Aku melihat sudah jam 8 pagi. Ini hari Jumat dan sekolahku sedang libur karena kelas 9 ujian. Setelah mandi dan sarapan aku langsung pergi lagi ke Rumah Sakit karena khawatir dengan keadaan Anna. Dan aku juga ingin menyelidiki tentang Lavender lebih jauh. Sesampainya disana, kekhawatiranku menjadi kenyataan. Anna dalam keadaan koma di ruang ICU. Tante Renny dan Om Harry sedang menangis dan tak henti-hentinya berdoa. Kemudian aku segera pergi untuk mencari tahu pada seorang suster di kamar sebelumnya tempat Anna di rawat.
"Permisi suster" kata ku pada seorang suster yang memakai kacamata. "Ada apa dik ?". "Apa suster pernah mendengar seorang pasien yang bernama Lavender William ?" kataku dengan terburu-buru. Suster itu berusaha mengingat-ingat sebentar. "Oh iya ! itu pasien kami yang sudah lama sekali meninggal. Ia menghabiskan hidupnya di Rumah Sakit ini dan ia meninggal di kamar ini tepatnya di tempat tidur itu" kata nya sambil menunjuk tempat tidur di samping tempat tidur Anna.
***
Suster itu menceritakan semuanya kepadaku. Seperti inilah cerita sebenarnya :

Lavender William, anak dari bapak Willy yang adalah seorang ilmuwan. Ibunya telah lama meninggal saat melahirkan Lavender. Sejak lahir iya dirawat disini karena mengalami kelainan fisik yaitu iya tidak bisa berjalan dan sering mengeluarkan darah dari mulutnya. Setiap hari iya hanya memandang keluar jendela. Semangat sembuhnya sangat kuat, iya sangat ingin pergi kesekolah dan mempunyai banyak teman. Tetapi pada suatu hari iya meninggal karena sudah tidak kuat lagi.
***

Setelah berterimakasih kepada suster, aku langsung menuju tempat tidur tersebut. "LAVENDER, TOLONG JANGAN AMBIL ANNA... ORANGTUANYA SANGAT MENCINTAINYA ! IYA JUGA MASIH INGIN HIDUP DAN BERKEMBANG ! TOLONG LAVENDER ,,, AKU TAHU PERASAAN MU YANG SANGAT INGIN HIDUP DAN BERTEMAN DENGAN BANYAK ORANG ! TETAPI JANGAN AMBIL SAUDARAKU ! BANYAK ORANG MENANGIS KARENA KEADAANNYA SEKARANG ! " tiba-tiba datang angin kencang entah dari mana. Kemudian Lavender dengan kursi rodanya menatapku. "AKU JUGA ! AKU JUGA INGIN HIDUP ! BUKAN HANYA ORANG-ORANG LAIN YANG NORMAL DAN SEMPURNA" katanya sambil menangis. "SEHARI-HARI AKU HANYA BERHARAP DAN BERHARAP, TAPI APA YANG AKU DAPAT ??? HANYA KESENGSARAAN !" katanya lagi. Kemudian aku tersenyum. "Kamu bisa bahagia Lavender, kamu bisa bahagia di sana berkumpul dengan ibumu... kamu mau kan berkumpul dengan ibumu ? tempatmu bukan disini sekarang. Aku rasa Lavender anak perempuan yang baik kan ? Bukan Lavender yang ingin mengambil hidup orang lain ?" kataku lembut, tak terasa air mata mengalir di pipiku. Kemudian angin tersebut mulai reda.
***
"Baiklah Yuki,,, terimakasih untuk semuanya. Kata-katamu menyadarkan ku" katanya sambil terbang ke luar jendela, iya melambai padaku dan menghilang. Kemudian aku keluar lagi dan kembali ke ruang ICU.Ternyata Anna sudah melewatkan masa kritisnya ... Aku sangat senang, begitu juga dengan orangtua Anna. Beberapa minggu kemudian Anna sudah boleh keluar dari Rumah Sakit. Kami kemudian bermain di taman . Anna sangat ceria dan kemudian iya bertanya padaku. "Yuki, apakah kamu tau seorang anak perempuan di rumah sakit yang seumuran denganku dan memakai kursi roda ?" tanyanya dengan heran. "Ummm .. tidak ..." kataku sambil menatap ke arah langit, aku merasa melihat Lavender yang sudah bahagia di alam sana ....
SELESAI ...


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tentang Kesetiaan

Cewekku namanya Caca. Sebenarnya dia baik. Apalagi wajahnya cantik dan dia adalah seorang yang periang. Suasana jadi selalu ramai. Dan malam ini, aku seneng banget bisa berduaan sama Caca setelah kesibukan di kampus. Malam ini indaaahh.... banget! Tapi sebuah sms telah mengacaukan semuanya. Dan Caca yang cantik dan baik itu, berubah bagai kucing yang sedang mengamuk.
Caca menyodorkan ponselku setelah dia membaca sms yang masuk tadi. Caca memang selalu 'menguasai' ponselku saat kami sedang bersama-sama. Wajahnya sereemm banget! Aku jadi penasaran. Ada yang nggak beres nih!
Ternyata dari Maya!
'Malam. Sebel deh nggak bisa ketemu elo. Dari kemarin adaaa aja alasan. Skrg lo dmana?'
"Ada ya, temen yang rajin laporan; jam segini ada di sini, lagi begini, mau begitu, nanti begini, besok bla-bla-.bla! Selalu ada selamat pagi, sore, malam... terus selalu mau tahu ada dimana, ngapain...." Caca melotot. "Sumpah! Sebenernya hubungan kalian sampe mana sih? Ada apa? Nggak mungkin cuma sobatan. Atau.... Temen Tapi Mesra?"
Aku memilih diam. Caca pantas marah. Dia pasti cemburu. Hei, cemburu kan tanda cinta. Berarti Caca cinta banget dong sama aku!
"Gue juga punya sobat cowok, Bim! Tapi nggak gitu-gitu banget! Gue bisa hapal, dalam satu minggu, sms dari cewek reseh itu bisa masuk ke hp lo lebih dari dua puluh kali! Hebat!"
Aku masih diam.
"Gue pikir, setelah petengkaran-pertengkaran kita, lo akan membatasi hubungan lo sama cewek itu. Terutama setelah pertengkaran terakhir kita minggu lalu. Eh... ternyata hasilnya masih sama ! Lo masih kayak begini?"
"Ca, coba simak lagi. Baca sekali lagi. Dia bilang kan sebel nggak bisa ketemu gue dan selalu ada alasan. Nah, berarti gue udah berusaha menjauhi dia, kan? Ayolah, jangan rusak malam ini, Ca!"
"Malam ini udah kelewat rusak! Gue mau pulang!"
Caca beranjak tanpa babibu lagi. Malam ini keindahannya sudah berakhir.
***
Aku bukan sahabat yang baik. Aku juga bukan kekasih yang baik. Aku tak tahu apa sebutan yang tepat untukku. Saat sahabatku membutuhkan aku, aku malah mengabaikannya demi sebuah janji pada kekasih.
Caca berhak marah dan cemburu. Cewek mana pun pasti akan berlaku sama. Maya adalah salah satu kawan baikku sejak kecil. Bersama teman yang lain, kami selalu bersama-sama. Kemudian kami semua pisah sekolah, tapi kami tetap berkomunikasi dan janji bertemu. Terakhir hubungan itu masih tetap terjalin saat kami masing-masing duduk di bangku SMA. Sejak kami duduk di bangku kuliah hubungan itu terputus. Kami masing-masing sibuk. Saat aku mulai pacaran sama Caca, tiba-tiba Maya menghubungiku lagi dan komunikasi kami kembali lancar. Tapi Caca nggak bisa menerima. Di mata Caca, aku dan Maya terlalu dekat.
Maya benar-benar sahabatku. Tidak lebih. Kalau menurut Caca aku terlalu memperh atikan Maya, benar! Aku tahu banyak tentang Maya . Di balik sikapnya yang rame, ternyata suatu saat dia bisa begitu rapuh dan menja di orang yang sangat lemah. Maya memang lemah. Dia tidak seperti kelihatannya. Kalau sudah begitu aku hanya bisa me meluknya. Berada di dekat Maya membuatku merasa dibutuhkan.
Maya tahu tentang Caca. Jelaslah, aku ceritakan semua hal tentang cewek cantikku itu pada Maya. Kepada Caca aku juga bercerita tentang sahabatku Maya. Dan mereka sudah pernah kupertemukan. Mulanya Caca bisa menerima kalau aku sobatan sama Maya. Tapi lama-lama kemudian Caca mulai menunjukkan tanduknya. Dia mulai nggak suka melihat aku teleponan sama Maya. Dia juga benci banget kalau melihat sms Maya muncul. Aku juga bingung. Aku nggak mungkin memutuskan persah abatanku dengan Maya begitu saja, terutama karena aku tahu banyak apa yang sedang menimpa Maya... Maya sedang membutuhkan seseorang. Kebetulan orang itu adalah aku.
***
Hari ini aku ingin sekali menelepon Caca. Aku ingin minta maaf dan ingin merayunya. Tapi Caca pasti masih sebel banget sama aku. Kalau masih marah begitu, dia akan menolak teleponku atau malah menutupnya. Paling sial kalau dia malah ngamuk dan mengeluarkan kata-kata mantra di telepon. Wah, mending tunda dulu deh menelepon dia. Biar dia tenang dulu. Kalau sudah tenang, aku yakin Caca pasti mau menerima teleponku dan memaafkan aku. Malah Caca pasti kangen sama aku. Hah!
Mending aku telepon Maya dulu. Aku akan jelaskan soal smsnya kemarin malam itu.
"Haaa... lo jahat!"
Itu kalimat pertama yang aku dengar begitu ponselku nyambung ke nomornya.
"Gue sibuk, May!"
"Haaa... sok sibuk lo! Sampe nggak sempet hubungin gue. Jahat!"
"Udah ah jangan marah-marah mulu! Kan sekarang gue hubungin elo. Gimana, lo sehat kan, baik-baik aja kan?"
"Lumayan. Kemarin agak capek dan kambuh lagi. Tapi baik-baik aja, kok. Sekarang gue lagi nyiapin sumpahan buat lo!"
Itulah Maya. Ceria, rame dan sembarangan. Gayanya itu bikin aku menyukai persahabatan ini. Tapi Caca....
"Kenapa lo? Kok diam aja? Haaa... takut ya sama sumpahan gue? Tenang, sumpahan yang gue siapin ini nggak jahat-jahat banget. Cuma... 'sumpah jerawat lo tambah banyak, sumpah lo nggak ganteng lagi, sumpah lo nggak kawin-kawin.... hahaha!"
"Gue lagi berantem sama Caca!"
"Wah, seru tuh! Kenapa lagi?"
"Gara-gara sms lo semalem."
Sepi.
"May?"
"Gue jadi bingung. Gue kan cuma sms doang. Sms gue kan biasa aja, Bim. Nggak ada tanda-tanda apa pun. Apa lagi sampe ke pornografi."
"Iya, gue juga udah berusaha jelasin ke Caca, tapi dia nggak ngerti. Maafin Caca juga ya, May!"
"Maksud lo, selama ini hubungan kita jadi mengganggu hubungan lo sama Caca? Bim, aku kan nggak ngapain-ngapainin elo! Kita kan udah sobatan sejak kecil, sejak Caca belum ada di antara kita!"
Wah, aku nggak ngira Maya bisa protes begini.
"Pantes belakangan ini lo sulit banget dihubungi. Sms gue nggak dibales. Telepon gue nggak dijawab. Gue pikir lo bener-bener sibuk di kampus. Taunya lo bermaksud jauhin gue!"
"Eh, tapi beneran gue sibuk di kampus, May! Suer!"
Sepi.
"Ya, udah. Gue seneng kabar lo baik-baik aja. Lo tetep sahabat gue yang paling baik yang paling bawel... bye! Jaga diri baik-baik ya, May!"
Tep.
Baru saja ponsel kumatikan, di depanku sudah berdiri Caca plus dengan muka cemberutnya yang bikin cantiknya bener-bener hilang.
"Pantes dihubungin dari tadi hp lo sibuuukk terus."
"Caca? Ngapain ke sini?" Sumpah aku kaget. Nggak nyangka pacarku datang duluan sebelum aku minta maaf dan merayunya.
"Gue ke sini mau ngambil tas gue yang semalam ketinggalan di mobil lo! Jangan GR!" Caca beranjak ke mobilku yang kebetulan tidak kukunci. Aku segera menarik tangannya.
"Ca, maafin soal semalam ya."
"Aduh, Bim! Cape deh kalo cuma denger maaf, maaf, maaf."
"Abis gue mau ngomong apa lagi?"
Tak disangka tiba-tiba Caca meraih ponsel di tanganku dengan gerakan cepat. Dia mengecek sesuatu. Lalu...
"Barusan aja lo abis nelepon dia, ini buktinya!" Caca menunjukkan register di ponselku. Aku nggak bisa mengelak. "Sementara semalam kita baru berantem soal ini, eh lo udah asyik-asyik teleponan sama dia."
"Gue lagi jelasin ke dia, supaya dia nggak hubungin gue lagi...."
"Basi!"
"Bener, Ca!"
Caca tak menggubris kata-kataku, dia beranjak. Aku mengejarnya.
"Kita putus, Bim!" Caca menepis tanganku.
Oalah! Putus dari Caca? Bisa gempa bumi aku! Aku nggak mau kehilangan cewek cantik ini. Aku harus menyelamatkan hubungan ini.
"Plis, Ca. Masa putus sih? Apa sih yang salah dengan persahabatan gue dan Maya?"
"Ya jelas salah! Lo kan udah punya cewek. jaga dong perasaan cewek lo!"
"Oke, kasih gue kesempatan. Apa yang harus gue lakukan?"
Caca berhenti. Menatapku dengan matanya yang dingin.
"Cewek mana pun akan berlaku sama, Bim. Jangan sakitin gue! Kita udah sering bertengkar soal Maya, Maya...! Gue capek. Lo harus pilih gue atau dia!"
"Kenapa harus milih? Gue nggak perlu milih, Ca, karena lo memang pacar gue, sedangkan Maya cuma temen."
"Kalo emang gue begitu berarti buat lo, jauhin Maya. Sejauh-jauhnya! Cewek itu juga harus pergi sejauh-jauhnya dari lo. Cuma itu."
Aku terpekur. Lama kemudian aku mengangguk.
***
Aku menepati janjiku pada Caca. Sms dan telepon Maya tak kugubris. Lama-lama Caca mulai percaya lagi padaku dan aku merasa damai. Lama-lama juga Maya merasa kalau aku menjauhinya. Mungkin Maya kecewa. Suatu hari dia mengirim sms:
'Kangen bngt ngobrol sama lo, becanda, tertawa. Tp gw tau, ada Caca di sisi lo. Dan lo lbh memilih menjaga hati Caca. Tapi, Bim, berada di sisi lo membuat gw lbh kuat....'
Aku trenyuh membaca kalimat itu. Maya mungkin sedang kesakitan. Dia butuh seseorang. Tapi aku terikat janji pada Caca. Aku berharap ada orang lain saat ini di dekatnya.
***
Hubunganku dengan Caca semakin mulus. Sampai kemudian sms Maya membat pertahananku mulai goyah.
'Lo adlh sahabt terbaik gw. Lo yg slama ini memberi semangat bwt gw. Gw udh cb brtahan, Bim. Tp gw bener-bener butuh lo. Plis, Bim.'

Berapa lama aku tak menghubungi Maya? Sebulan dua bulan.... Aku tak ingat lagi. Maya sudah terlalu kesakitan. Saat seperti itu Maya butuh genggaman tanganku. Aku harus menemuinya. Tapi tiba-tiba Caca muncul.
***
Aku bukan sahabat yang baik. Aku juga bukan kekasih yang baik. Aku tak tahu apa sebutan yang tepat untukku. Saat sahabatku membutuhkan aku, aku malah mengabaikannya demi sebuah janji pada kekasih. Saat aku mencoba setia pada kekasih, pikiran dan perasaanku terus berkecamuk rasa bersalah.
Aku benar-benar bersalah pada Maya. Aku yang selama ini mengaku mengenal tentang Maya, mengetahui apa yang sedang menimpa Maya, ternyata berlaku tega... mengabaikannya!
"Dia penderita leukemia sejak dua tahun yang lalu, Ca. Saat kondisinya sedang lemah dan kanker itu terus menyerangnya, dia butuh seseorang di sampingnya. Sekedar menggenggam tangannya, memberinya kekuatan. Cuma gue yang tahu tentang ini. Dia sendirian, nggak punya siapa-siapa kecuali tantenya yang gendut dan galak itu. Dan akhirnya cuma gue yang, dulu, selalu menemaninya melalui kesakitan-kesakitannya. Belakangan setelah gue terikat janji untuk menjauhi Maya, gue nggak tahu siapa yang ada di sampingnya menggenggam tangannya, melalui masa-masa kesakitannya. Kamu tahu, Ca, saat kesakitan itu datang, Maya sangat tersiksa. Mengerang dan berusaha menahannya. Gue aja sering nggak kuat ngelihat dia begitu... kasihan, Ca. Kasihan Maya. Andai lo tahu betapa gue merasa amat bersalah pada Maya., karena dulu gue pernah berjanji pada Maya untuk selalu menemaninya melalui masa-masa ke sakitannya. Gue melanggar janji itu, demi lo, Ca! Maafin gue, Maya. Gue bukan sahabat yang setia, karena gue sedang mencoba menjadi kekasih yang setia. Maafin gue... maafin gue!"
Kalimat itu kuucapkan di depan tanah merah dan basah. Sebulan Maya berjuang melawan kesakitannya, benar-benar sendirian. Tanpa seorang pun di sisinya, menggenggam tangannya. ©

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Janji dalam Sebuah Botol Bekas

Aku menunggu bis di halte sambil merenung. Setiap saat, rutinitas yang kujalani ini demikian menjemukan. Aku harus bertahan. Pengalaman telah mengajariku banyak hal.
Namaku Nessya. Nessya Julia Chandra. Aku masih menyimpan kenangan usang. Kenangan lawas yang mungkin dapat dijadikan pelajaran bagi kita untuk bertindak bijak. Sebuah pemberontakan dari anak gadis yang tersisih akan menimbulkan prahara. Mungkin ini terlalu naif. Mungkin ini terlalu klise. Tetapi tidak bagiku. Sebab, aku, Nessya Julia Chandra, akan selalu berserah kepada Tuhan, agar tidak salah melangkah. Agar tidak terjatuh dalam limbah dosa!
Entah aku harus melamunkan apa lagi hari ini?
Memikirkan apa hari ini?
Mengharap ada keajaiban yang datang dalam kehidupanku, dan mengubah pikiran kedua orangtuaku yang melulu memikirkan bisnisnya!
Mungkin.
Tetapi sampai sekarang semuanya hanyalah angan-angan, dan dalam kenyataannya, mereka memang menganaktirikan aku, putri tunggalnya, dan lebih mementingkan bisnis mereka sebagai anak favorit!
Aku menggigil dalam dingin. Hujan mulai menitik, dan perlahan menjadi tirai lebat seperti rumbai raksasa.
Bis yang menuju arah rumahku datang, dan aku akhirnya menaiki bis itu. Aku duduk di tempat duduk pojok paling belakang. Saat itu bis begitu sepi, dan hanya menyisakan beberapa orang. Entah kenapa rasa-rasanya aku ingin menangis. Menangis mengingat kenangan lawas saat dingin menyergap dalam sunyi. Airmata hampir jatuh menetes, tetapi masih berusaha kutahan. Sambil melihat ke arah kaca bis, aku melihat hujan yang menderas. Sepertinya alam bernyanyi pilu, mengikuti isi hatiku yang belah dalam giris luar biasa.
***
"Duh, anak Mama kok basah kuyup kayak begini? Sebentar kalau sakit bagimana?" sambut Mama sambil menyambut tasku, dan mengambil handuk kecil berwarna hijau muda untukku. "Memangnya hari ini kamu tidak bawa payung? Padahal, Mama dan Papa kan sudah menyiapkan mobil, supir dan fasilitas lain. Mengapa kamu tidak mau, sih?" tanya Mama dengan nada heran.
"Ini adalah hidupku! Pilihanku! Aku pikir Mama sudah tahu alasannya," jawabku dengan nada sinis, dengan tubuh agak gemetaran karena suhu tubuh yang dingin.
Ya, Tuhan!
Ampuni atas segala kesalahan.
Aku memang sudah jadi anak yang pemberontak. Tanpa pikir panjang, aku langsung menuju ke kamar dan cepat-cepat mandi air hangat agar bisa membersihkan tubuhku dari air hujan.
Tadinya aku sudah merencanakan untuk menangis sepuas-puasnya di kamar, tetapi entah mengapa aku berubah pikiran. Aku berusaha bersikap tegar menghadapi masalah yang kuhadapi. Aku malu menjadi gadis yang cengeng, yang melulu berurai airmata. Dan aku harus mampu menghadapi semua itu dengan kepala terangkat, bukannya dengan cairan bening bernama airmata.
Keluargaku adalah keluarga yang bisa dikatakan sangat berada. Ayahku memiliki tiga perusahaan garmen besar dan beberapa anak cabang di Tanah Air. Teman-temanku sangat iri terhadap kondisi keuangan keluargaku. Namun, bagiku itu hanya sebuah fatamorgana. Aku benci dilahirkan di keluarga ini. Aku benci menjadi orang yang sangat kaya. Status itu sungguh tidak kuinginkan. Aku hanya butuh perhatian. Aku hanya butuh kasih sayang. Itu saja. Bukannya segala harta materi yang fana itu!
Makanya tidak heran jika aku lebih memilih naik bis, hidup sederhana dan bekerja paruh waktu di sebuah restoran cepat saji.
Hah, bagi anggapan orang, bodoh memang.
Aku melihat ke luar jendela kamarku setelah usai membersihkan diri. Ternyata hujan sudah mulai reda, dan tiba-tiba terlintas dalam pikiranku: Bandung. Di tempat itulah hidupku terlentuk. Ada bahagia dan duka yang membaur menjadi satu. Di sana, aku banyak belajar dari pengalaman dan kesalahan. Dan di sana pula, ada orang yang kusayangi. Sekarang, kehidupanku berubah total. Di Jakarta, aku serasa sendiri. Tidak ada lagi orang-orang yang kusayangi. Mereka semua sibuk dengan rutinitasnya. Aku muak dengan semua ritual itu. Perlahan antipati terhadap orangtuaku sendiri berubah menjadi benci!
***
Saat-saat di Bandung....
"Hahaha... Ness, duh, akhirnya kita bisa ya, mengubur botol ini buat kenang-kenangan persahabatan kita seumur hidup," ujar Vania setelah terbahak riang.
Aku tersenyum lebar, dan mulai membayangkan masa depan kami, lima sampai enam tahun mendatang, ketika kami bertemu kembali di tempat ini. Tempat yang sangat jarang dikunjungi ketika anak-anak berada di sekolah. Memang, tempatnya sangat tidak nyaman dan terasa angker, namun kami tidak percaya pada mitos-mitos yang sering dijadikan buah bibir. Kami berdua tertawa sambil merasa jijik ketika kami melihat cacing-cacing tanah yang terdapat pada pinggir pagar pekarangan. Tidak ada orang yang mengetahui kalau kami sering ke tempat ini dan saling curhat mengenai masalah pribadi kami, sampai masalah pemuda idaman.
Ya, memang saat itu kami membuat janji persahabatan di dalam sebuah botol bekas berwarna hijau yang sudah seperti barang rongsokan, dan dikuburkan di dalam tanah dekat pekarangan sekolah. Kami pun berjanji akan menggali kembali tanah itu setelah kami lulus kuliah. Pada saat itu kami masih duduk di kelas dua SMA. Konyol memang. Tetapi kupikir, inilah cara unik kami mengungkapkan janji setia persahabatan walaupun kedengarannya sedikit jadul. Lalu kami menutup kegiatan penguburan tersebut dengan tempelan jempol kami masing-masing yang telah dicelupi tinta, dan disambut dengan pelukan persahabatan. Aku merasa hidupku sangat sempurna. Di rumah, aku memang hanya anak tunggal, dan tak memiliki saudara lain selain kedua orangtua, yang sangat menyayangiku. Namun biar begitu, aku tidak merasa kesepian karena memiliki banyak sahabat di sekolah. Dan aku bersyukur karena memiliki teman baik seperti Vania.
***
Siang itu, Vania memberikanku hadiah ultah yang dibungkus kertas kado Winnie the Pooh. Aku pun membuka kado tersebut pelan-pelan, dan isinya adalah surprais: sebuah sulaman slayer buatan tangannya sendiri yang terdapat tulisan namaku: 'Nessya'. Aku mencobanya dengan wajah riang sambil memandangi tubuhku di depan kaca bufet di kamarku.
"Ehm... cocok juga," ungkapku dalam hati.
Seperti biasa, aku selalu menuliskan buku diari setiap malam sambil tidur-tiduran di atas ranjang.
Malam ini, aku menuliskan isi buku diariku dengan kalimat yang sangat panjang. Banyak cerita yang aku tuang. Menurutku, hidupku sudah sangat bahagia dan sempurna kala itu. Apalagi, aku selalu masuk rangking sepuluh besar siswa di kelasku. Aku terus berpikir, apa yang sebenarnya kurang dalam hidupku.
Tiba-tiba saja terlintas dalam benakku. Rasa-rasanya aku ingin punya seorang pacar. Mungkin seorang pemuda bisa mengisi kekosongan dalam hidupku. Yang dapat menyayangiku lebih dari sekedar pertemanan. Namun, kutepis jauh-jauh rasa itu. Bukankah persahabatanku dengan Vania lebih dari cukup? Mungkin juga aku masih kanak-kanak, dan belum saatnya memikirkan 'calon pendamping' hidupku kelak. Aku masih terus menuliskan perjalanan hidupku, hari itu, sampai akhirnya tak sadar dan tertidur pulas di atas tempat tidur....
***
Aku dibangunkan oleh silau teriknya sinar matahari ketika tirai jendelaku yang dibuka oleh Mamaku. Rutinitas. Dan itulah salah satu cara Mama membangunkan aku jika malas bangun dari tidur.
"Huaaap, duh, Mama! Memangnya sekarang jam berapa? Kok sudah membangunkan aku?" tanyaku setelah menguap dan menggeliatkan badan
"Sudah jam sembilan. Tidak biasanya kamu lambat bangun begini meskipun hari libur. Jadi, Mama pikir membangunkan kamu saja," jawab Mama sambil memberiku minum segelas air putih dan segelas susu yang sudah disiapkannya sedari tadi. Sebuah ritualitas dan bentuk kasih sayangnya padaku.
"Untung hari ini hari Minggu," ujarku dalam hati. Aku baru ingat kemarin, aku lupa menyetel alarm untuk aku bangun. Aku pun segera mandi. Padahal....
"Ness, cepetan turun! Vania sudah datang, katanya mau ngobrol-ngobrol sama kamu," sahut Mama seperti terlonjak, lupa pada niatnya yang semula untuk menyampaikan padaku tentang kedatangan Vania.
Aku menepuk dahiku. "Ya, ampun. Aku lupa kalau Vania mau datang. Mama, suruh Vania masuk ke kamar saja, aku segera mandi."
Perempuan muda berparas aristokrat itu mengangguk. Meniruskan punggungnya dari pandanganku, dan menuruni undakan anak-anak tangga.
Dari dalam kamar mandi di kamarku, aku mendengar seruan Vania yang memanggil namaku. "Ness, cepatan mandinya. Dasar pemalas!"
Aku tersenyum. "Iya, Nona Nyinyir!" balasku separo berteriak di antara guyuran air dari pancuran.
***
"Apa?! Kamu sudah jadian sama si Andrew?!" tanyaku spontan dengan nada kaget sembari mengeringkan rambutku dengan handuk. Aku seperti kesetrum listrik saat ia menyampaikan keterusterangannya dengan nada bersalah.
"Iya, sori banget baru bilang. Sebenarnya aku malu. Hehehe..." jujur Vania dengan gaya sok imut.
Sebenarnya, aku kesal mengapa ia baru menceritakan hal ini kepadaku. Bukankah kami sudah pernah berjanji untuk tidak saling menutupi suatu masalah. Kami akan saling terbuka. Saling membantu. Tapi sekarang....
Huh, pandai nian ia menyembunyikan perihal cowok jangkung berbola mata bagus itu kepadaku! Padahal sudah dua minggu lebih cowok itu 'nembak'. Seharusnya, ia langsung menceritakannya—sesuai dengan perjanjian kami dalam botol hijau itu.
Tiba-tiba aku jadi teringat pada buku diariku. Semalam, ketika mengisi buku diari, ada keinginan hatiku untuk memiliki seorang pacar, seorang pemuda yang dapat mengisi hari-hariku selain sahabat tentunya. Aku ceritakan pada Vania, dan kontan ia terbahak!
"Kenapa tertawa?"
"Tidak apa-apa!"
"Pasti ada apa-apa kalau kamu tertawa seperti orang gokil begitu!"
"Lucu saja melihat Nessya punya pacar...."
"Memangnya kenapa?"
"Selama ini, setahu aku, Nessya hanya pacaran sama...."
"Sama siapa?!"
"Sama bonyok-nya!"
Aku timpuk ia dengan bantal!
Asem! Aku jujur, malah ditertawakan. Tetapi ia mendukung niatku untuk memiliki pacar, dan berjanji untuk mengenalkan kawan-kawan Andrew kepadaku. Mungkin ada yang nyantol, begitu katanya!
***
Kalau selama ini aku selalu cuek dan tidak pernah memberi harapan pada semua cowok yang melakukan pendekatan, kali ini agak berbeda. Aku sudah tidak terlalu cuek lagi, bahkan aku sudah sangat siap untuk membuka 'pintu' hatiku, meski masih sangat selektif dan tidak sembarangan memberi hati pada seseorang. Waktu pun berlalu. Ada satu orang yang selama ini membuatku kelimpungan. Bukan teman Andrew, cowoknya Si Vania. Bukan. Tetapi ia adalah orang yang selama ini mencuri perhatianku. Namanya Kosasih. Teman sekolah lain kelas. Tanpa sadar, aku telah jatuh cinta padanya. Aku tidak pernah tahu, apakah ini jatuh cinta pada pandangan pertama, kedua, dan seterusnya. Namun yang pasti, ia mampu meluluhkan jiwaku—seperti es di Kutub Utara yang mencair dan meleleh akibat efek Global Warming!
Orangnya sangat baik, tampan, perhatian, pintar, humoris dan simpatik. Ia sangat empati terhadap perempuan. Dan ini! Ternyata, ia juga menyukaiku.
Aku sangat bahagia. Tuhan selalu mengabulkan apa yang aku mau. Yang paling berkesan adalah ketika Kosasih menyatakan perasaannya kepadaku di Valley, Bandung, tepat di bawah lampu-lampu warna-warni yang menyerupai pohon natal. Aku tidak bisa melupakan ketika ia berkata:
"Nessya, maukah kamu menjadi orang yang terpenting dalam hidupku?"
Kala itu, ia menyodorkan setangkai bunga mawar putih ke arahku dengan gaya berlutut. Rupanya, selama ini ia sudah mencari tahu warna kesukaanku—hm, pasti ia mengorek informasi dari Vania! Aku tidak ragu untuk mengatakan 'ya'!
Karena inilah saat yang juga sudah kutunggu-tunggu.
***
Tentu saja orang yang pertama kali aku ceritakan adalah Vania. Ia sangat senang mendengar kabar ini. Kami berempat, aku, Vania, Andrew dan Kosasih, sejak itu sering jalan bareng—kumpul-kumpul dan juga belajar bersama. Kosasih sangat sayang kepadaku. Ia memperlakukan aku layaknya seorang ratu. Sehingga, aku tidak sanggup menolak berbagai keinginannya. Kami sering mengungkapkan perasaan sayang kami lewat perhatian lebih. Via sms atau telepon bila tidak berada di sekolah.
Namun Lucifer senantiasa menggoda kami. Aku dan Kosasih nyaris terjatuh ke dalam lembah nista. Kami dibiusnya dengan gejolak darah muda dan birahi sehingga hampir melakukan hal yang belum pantas sebelum menginjak gerbang pernikahan. Sehingga pada suatu ketika, kami berdua nyaris hancur oleh zinah. Aku menarik diriku dari pelukan pemuda itu. Berlutut dan bersimpuh. Memohon segala ampun.
"Ya, Tuhan. Jaga hati kami. Jangan sampai kami dikotori oleh cinta badani, kami masih terlampau mentah untuk mengarungi kehidupan yang mahaberat ini!" doaku spontan kala itu.
Sejak saat itu, aku dan Kosasih menjalani hubungan kami secara alami. Kami senantiasa berusaha menjaga norma, mengingat Tuhan, dan menjaga kesucian cinta kami yang putih.
***
Tidak ada orang yang bisa kupercaya untuk menyampaikan semua kenanganku, manis maupun pahit. Senang maupun susah. Riang maupun sedih. Dan, hanya Vania-lah wadah curhatku yang paling safety. Lagipula, aku merasa sudah cukup lama kami tidak mengunjungi tempat rahasia kami, dekat pekarangan sekolah. Aku tidak sabar mengutarakan kejadian buruk semalam yang nyaris saja terjadi antara aku dan Kosasih, tentu saja di tempat penguburan botol bekas tempat menyimpan ikrar kami.
Namun, mengapa hari ini ia tidak kelihatan di kelas? tanyaku cemas dalam hati. Tidak seperti ia begini. Toh jika ia tidak masuk sekolah karena sakit, ia pasti memberitahu aku lewat sebaris kalimat SMS atau telepon. Aku berkali-kali melihat HP-ku. Tidak ada SMS darinya. Aku juga sudah SMS dan telepon berkali-kali, tetapi tidak ada balasan atau jawaban telepon darinya. Hatiku cemas luar biasa. Perasaanku tidak enak. Aku tidak bisa konsentrasi dalam belajar hari ini.
Pulang sekolah, aku langsung buru-buru menyetop taksi dan pergi menuju rumah Vania. Kosasih? Ah, dalam keadaan cemas seperti ini, aku tidak sempat memikirkannya, bahkan SMS dan telepon darinya tidak aku tanggapi. Pintu pagar rumah Vania ternyata tidak dikunci begitu aku turun dari taksi dalam gerak gegas.
Aku masuk disambut pembantu perempuan tuanya. Dan aku langsung terkapar shock! Hatiku belah ketika menyaksikan ada dokter dan suster yang baru saja keluar dari kamarnya. Ditambah lagi orangtuanya yang menangis tersedu-sedu, duduk di sofa. Aku masuk ke kamar Vania dengan gundah tanpa menegur kedua orangtuanya yang berpelukan dan menangis bersama.
Aku nyaris pingsan. Kusanggah badanku yang lemas di dinding samping kiri tempat tidur Vania. Kulihat wajah belia Vanya yang pasi, terbujur kaku dan tidak bernapas, di atas ranjangnya yang penuh darah.
Airmataku tak terbendung. Aku menjerit dalam nada parau. Kupanggil nama Vania berkali-kali dengan kerongkongan perih. Rasanya seperti mimpi!
Aku berlari keluar masih berburai airmata.
"Tan-Tante, mengapa Vania mengalami ini semua?" tanyaku dengan suara tersekat.
"Va-Vania ternyata... ha-hamil, dan dia baru saja melakukan aborsi di sebuah klinik ilegal tanpa sepengetahuan Tante dan Oom. Dia tiba di rumah ketika Tante dan Oom masih di kantor. Kami ditelepon oleh Mbok Minah, katanya, Vania mengalami pendarahan hebat ketika pulang siang tadi," jawab Mama Vania ambil menangis terisak-isak. "Kami langsung menelepon dokter, dan langsung pulang rumah. Ta-tapi... nyawa Vania sudah tidak dapat diselamatkan. Dia kehilangan banyak darah!"
Aku menggigil dalam diam. Tangisku membuncah. Sahabatku telah pergi untuk selama-lamanya. Vania yang malang! Vania yang telah menjadi korban kebiadaban zaman. Vania adalah korban pergaulan bebas. Aku tidak menyangka, ia dan Andrew telah jatuh ke dalam limbah dosa!
***
Kabar mengenai kematian Vania karena aborsi sudah tersebar luas di sekolah. Ada yang mencibir tetapi banyak pula yang simpati karena Vania hanyalah korban pergaulan bebas, yang sedikit banyaknya turut menyeret orangtuanya yang terlalu sibuk mengurusi pekerjaan dan bisnis sehingga lalai mengasuh anak.
Sementara itu, Andrew dikeluarkan dari sekolah dan ia pindah sekolah di luar kota. Mulanya aku dendam pada Andrew, dan turut melampiaskan amarahku pada setiap laki-laki, termasuk Kosasih. Tetapi aku sadar, semua hal itu tidak akan membawa manfaat. Toh Vania tidak dapat hidup kembali. Dan dendam kesumat lantaran kehilangan seorang sahabat karena mati tak wajar tidaklah dapat menyelesaikan masalah. Mungkin itu adalah pengalaman hidup yang dipaparkan padaku agar aku dapat belajar bertindak bijak, meskipun gambaran tersebut adalah durja dan getir karena mengorbankan sahabat terbaikku, Vania.
Waktu pada akhirnya melamur semua kenangan sepat dalam hidupku. Kosasih, pemuda yang pernah masuk dalam kehidupanku sebagai seseorang yang paling istimewa, akhirnya menjauh dariku karena mengikuti orangtuanya yang dipindahtugaskan dari Bandung ke Medan. Aku sendiri pasrah ketika orangtuaku pun memutuskan untuk ekspansi perusahaannya yang berpusat di Kota Kembang, Bandung, ke Jakarta. Kami pindah. Kutinggalkan semua kenangan itu satu per satu. Seperti lembar demi lembar buku diariku yang usang dan tanggal satu per satu.
Namun aku tidak pernah kehilangan kenangan tentang Vania. Dan aku berjanji, suatu saat aku akan kembali ke Bandung. Menggali janji kami dalam sebuah botol bekas. Walaupun hanya sendiri. ©

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lelaki yang Pergi Bersama Gerimis

undefinedDi bawah langit redup pagi hari, langkah lelaki itu mengayun mendekatiku. Seperti biasa, ke dua ujung bibirnya memanjang membentuk sebuah senyuman legit. Kali ini dia mengenakan kemeja lengan panjang berwarna coklat muda, celana hitam. Dasi berwarna abu rokok bercorak garis-garis miring hitam, mengikat gagah lehernya.
Sekarang ia berdiri di hadapanku. Wajahnya sangat segar. Bibir dan dagunya terlihat membiru bekas cukuran.
"Selamat pagi, Ibu!" ia ramah menyapa dan melempar senyum.
"Selamat pagi juga," sahutku berusaha mengimbangi keceriaan yang dia tampilkan.
Masih bersama senyum ia memasukkan uang ke dalam baskom kecil yang kuletakkan di depanku.
"Terima kasih. Semoga Tuhan memberkatimu," kataku tulus. Tanpa melihat berapa uang yang dia beri padaku. Bagiku tidak menjadi soal berapa jumlahnya. Sedikit atau banyak, aku harus bersyukur dan melantunkan ucapan terima kasih.
Dia tersenyum. Mata kami beradu. Hatiku bergetar. Mungkin tubuhku juga.
"Mari, Ibu!" katanya sopan.
Aku mengangguk.
Dia berlalu. Leherku memutar, mengikuti langkahnya memasuki gedung berlantai sepuluh di belakang. Dia bekerja pada salah satu perusahaan di sana.
Ya, dia karyawan kantoran. Aku hanya seorang pengemis. Dia juga katanya berpendidikan tinggi. Sedang aku tidak tahu apa itu pendidikan. Usia dia, kutebak, berkisar di angka 23 sampai 25 tahun. Sementara usiaku berada di angka 60-an. Kukatakan berada di angka 60-an, karena memang aku tidak tahu pasti berapa usiaku. Hanya kukira-kira saja. Kata orangtuaku dulu, usiaku hampir sama dengan pohon kapuk yang tumbuh di halaman belakang rumah kami, di kampung dulu. Dan sekarang, pohon kapuk itu tidak ada lagi.
Aku dan lelaki itu memang berbeda. Bahkan sangat berbeda. Mustahil bersatu. Satu perbedaan yang bisa menyatukan, aku wanita dia lelaki. Hanya itu.
Meski aku tahu perbedaan itu begitu mencolok, aku tidak pernah berniat memupus perasaanku padanya. Malah makin kupupuk. Dan akan kukatakan jika semakin subur.
Aku mencintainya. Sejak pertama melihat. Ketika itu pagi. Gerimis jatuh melambat. Aku duduk terpaku di halte. Di depanku, baskom kecilku termangu kosong. Di seberang jalan, lelaki itu turun dari angkot. Dia berdiri sebentar di halte. Tubuhnya terlihat menjulang di antara yang lain. Kemeja biru yang dia kenakan sangat kontras dengan suasana yang redup.
Kedua mataku terpaku padanya. Setelah jalan sepi kendaraan ia berlari kecil, menyeberangi jalan. Berteduh lagi di halte tempatku duduk. Ia berdiri di sampingku. Aroma parfum yang menguar dari tubuhnya bersama angin dan menari di depan penciuman, menimbulkan sensasi di dadaku.
Aku mendongak. Melumat habis wajahnya. Amboi, Tuhan! Hatiku bergetar. Dadaku berdegup kencang. Nafasku memburu. Ia amat tampan. Garis-garis wajahnya begitu sempurna. Jika ibarat lukisan, pastilah ia hasil sapuan kuas seorang maestro.
Pandanganku berbalas. Lututku gemetar hebat. Kemudian dia tersenyum. Kulihat gigi atas kanannya gingsul. Malu-malu aku membalas senyuman itu. Sebelum pergi, ia merogoh saku celana. Memasukkan uang ke dalam baskom. Kuambil uang kertas yang dia masukkan tadi. Pelan kuhirup baunya. Wangi sekali. Persis wangi tubuhnya. Sampai hari ini, uang pemberiannya itu masih aku simpan di balik bantal.
Setelah ia hilang ditelan gedung bertingkat itu, kutarik nafas panjang-panjang. Berangsur debaran di dada hilang. Tidak dengan pesonanya. Ia semakin kuat menjerat. Wajahnya melekat erat di pelupuk mata. Aku ingin melihatnya lagi.
***
Aku mengantar dengan tatapan. Lidahku patah untuk memanggil. Akhirnya ia hilang dari pandangan. Pergi bersama gerimis yang mulai menari.
Setiap pagi lelaki itu memberiku uang. Kurasa sisa kembalian ongkos. Saat waktunya makan siang, terkadang ia menemuiku. Membawa beberapa potong kue dan segelas air mineral.
Seperti saat ini. Dia memberiku empat potong kue, di dalam sebuah kotak kecil berbentuk persegi empat.
"Kue dari mana ini?"
"Kebetulan tadi rapat. Ada kue lebih. Tiba-tiba aku ingat sama Ibu."
Aku tersenyum. Pelan menggigit kue pemberiannya. Enak sekali. Yah, aku juga selalu ingat padamu. Bahkan tadi malam, aku bermimpi kau mendekap dan mencium pipiku dengan lembut.
"Ibu sudah makan?"
Pelan aku menggeleng. Jangan. Jangan panggil aku, Ibu. Panggil saja namaku. Sarbiah! Lebih manis dan akrab.
"Tunggu sebentar, Bu!" dia bangkit.
"Eh, mau ke mana?"
"Beli nasi untuk Ibu."
"Tidak usah. Kue ini cukup," Jangankan dengan empat potong kue. Dengan menatap wajahmu saja aku sudah cukup kenyang. Ah....
"Tak apa. Bisa Ibu makan sore nanti."
Dia melangkah. Aku menatap punggungnya yang gagah dari belakang. Kurasa ia akan membeli makanan dari kantin kantornya.
Aku menarik nafas. Mataku coba fokus menatap kendaraan yang lalu lalang. Berharap ada satu dua mobil melintas pelan lantas menepi.Kaca hitamnya menurun sedikit dan melempar selembar atau sekeping recehan untukku.
Harap yang mustahil ternyata. Kendaraan-kendaraan itu tetap melaju bagai kuda. Tidak ada yang berkenan sekadar melirik padaku. Andai kakiku masih mampu menopang tubuhku, aku akan bangkit dari sini. Mengedar di tengah jalan. Menengadahkan baskom dengan tampang memelas ke mobil-mobil yang mengkilap itu.
Tidak lama lelaki itu kembali sambil menenteng sebuah plastik hitam.
"Ini makanan untuk Ibu," dia angsurkan padaku. "Lauknya sengaja dipisah. Biar tidak cepat basi."
"Terima kasih."
Dia tersenyum dan mengangguk. Ganteng sekali. Ia duduk di bangku halte. Merapikan rambutnya yang mulai gondrong dengan tangan kanan.
Diam-diam aku menatap.
"Ibu tinggal di mana?"
Aku hanya tersenyum. Sungguh aku malu untuk menjawab. Tidak mungkin kukatakan kalau aku hidup di jalanan. Tanpa rumah dan sesiapa.
"Ibu masih punya keluarga?"
Tatapanku beralih. Menatap kendaraan yang lalu lalang. Juga orang-orang yang melintas dari depan. Debu menari tergilas ban-ban kendaraan yang melaju. Dari atas, matahari garang memanggang. Membuat siang terik. Hingga orang-orang yang berjalan bagai robot, enggan menoleh kanan-kiri.
"Ibu belum jawab pertanyaanku."
"Jangan tanyakan itu. Boleh?" suaraku seperti dirampok angin. Tapi kuyakin dia mendengar dengan baik. Buktinya dia mengangguk pelan.
Setelah dia pergi, aku menghela nafas panjang. Pertanyaan yang dia ajukan memaksaku terlempar pada masa lalu. Padahal kalau saja bisa, ingin kuhapus semua dari memori otak. Agar rasa bersalah itu lenyap, atau setidaknya berkurang.
Masihkah ia tetap sudi menemuiku jika ia tahu kalau aku seorang perempuan yang tega meninggalkan anak dan suami demi melacurkan diri? Yah, aku hanya seorang perempuan bekas pelacur. Yang tidak beruntung bisa menjadi germo setelah tubuhku sudah cukup mengerut untuk kujual.
***
Sore mendung. Aku masih duduk di halte. Siang tadi, lelaki itu memintaku menunggu di halte ini. Hatiku berbunga. Kurasakan dadaku mengembang dan terlempar pada beberapa puluh tahun yang lalu. Serasa aku seorang gadis belia yang tengah menanti kedatangan pemuda idaman hati. Akan kami lewati senja ini berdua saja di sebuah taman yang penuh bunga. Atau hanya duduk berpelukan di tepi kolam dan menertawai dua angsa yang tengah bercumbu di tengahnya.
Ia sudah datang. Bersama senyumnya. Melemparkan anganku.
"Hari ini aku gajian. Ini gaji pertamaku," lelaki itu mengangsurkan selembar uang seratus ribu. Wajahnya cerah. Senyumnya sumringah.
Tapi tidak denganku. Aku tidak butuh uang itu. Yang aku butuhkan hanyalah dirinya. Aku mau dia mengajakku jalan-jalan dan bercengkrama di sebuah mal. Atau menonton film horor di bioskop sembari mengunyah popcorn. Jika hantu dalam film muncul, aku akan menjerit lantas membenamkan kepala di dadanya yang lebar. Dan ia akan mengelus rambutku untuk sekadar menenangkan. Pada saat itu, aku hanya akan tersipu jika dia nekat mencium pipiku.
Itu yang kumau. Bukan uangnya.
"Kurang Ibu?"
Ia menatap. Dengan keberanian yang susah payah kubangun, aku balas menatap. Tubuhku bergetar. Aku memaling. Tidak kuat aku menentang tatapannya.
"Aku tidak butuh uangmu," kataku pelan. Memori yang demikian kuatnya menggerakkan bibirku. Masa belia, masa-masa indah dulu dan hari-hari yang memerah jambu adalah ironi. Astaga, aku terseret masa, dan mendapati seorang nenek tua yang ringkih tak berdaya.
"Maksud Ibu?" Pemuda itu terlonjat sebelum kusadari kekeliruanku. Maaf, bukan aku sengaja!
'Ajaklah aku menonton film di bioskop. Atau bercengkrama di sebuah cafe. Atau memadu cinta di sebuah taman yang romantis.' Kalimatku membeku di lidah, seperti abnus getas yang mudah patah. Dan hanya tergelincir di dalam hati.
Ia terlihat masih bingung dan terkejut, bola matanya lurus ke wajahku.
Mataku memejam sesaat. Memori jangan seret aku ke dalam dilema yang menyakitkan. Adalah sebuah masa lalu yang mesti dibuang, dan bukannya untuk menjadi sebingkai kenangan berdebu.
"Maaf, Ibu. Gerimis jatuh. Saya harus pergi. Ada janji dengan kekasih saya," wajahnya memutih. Sebelum benar-benar pergi, ia lemparkan uang seratus ribu itu ke dalam baskom.
Aku mengantar dengan tatapan. Lidahku patah untuk memanggil. Akhirnya ia hilang dari pandangan. Pergi bersama gerimis yang mulai menari. ©

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dua Perempuan

Dua perempuan ibu dan anak, yang sama-sama sudah menjanda, pagi itu sedang memandangi indahnya alam semesta dari jendela ruang tamu rumahnya. Sambil menikmati udara pagi yang berembus lewat jendela itu, mereka juga sedang menunggu pujaan hatinya masing-masing.
"Siapa di antara pujaan hati kita yang akan datang lebih dulu?" tanya sang Ibu kepada anaknya yang semata wayang itu.
"Aku tidak tahu, Bu," sahut Ratih, sang anak. "Mungkin Oom Prapto, pacar Ibu dulu."
Sang Ibu mengelak, "Firasat ibu, yang muncul duluan pasti kekasihmu, Tandur. Karena dia selalu lebih cepat datangnya ketimbang Oom Prapto."
"Kalau begitu, kita tunggu saja sama-sama. Mudah-mudahan mereka datangnya bebarengan, biar di antara kita tidak ada yang kesepian," harap Ratih sedikit bijak. Sang Ibu tersenyum.
Di sepanjang waktu menunggu pujaan hatinya datang, langit menampakkan kecerahannya. Awan gemawan menjelma kapas putih menggumpal di langit luas. Untuk mengisi suasana yang kadang agak kaku itu, mereka saling membenahi gaunnya masing-masing. Sang Ibu membetulkan kerah baju yang dipakai anaknya, kadang sang anak membetulkan letak selendang yang sering turun dari pundak ibumya.
"Apa Ibu tahu musik kesukaan Oom Prapto?" tanya Ratih di tengah kebimbangan yang mulai merayap di hati mereka masing-masing.
"Ibu belum tahu persis musik kesukaan Oom Prapto. Tapi Ibu pernah dibawakan kaset musik biola Idris Sardi olehnya," jawab sang Ibu.
"Kalau mendengar musik berduaan dengan kekasih pasti romantis, ya Bu?"
"Soal romantis itu tergantung suasana, Rat," tukas ibunya sambil tersenyum. Ratih melempar tatapan matanya ke langit yang luas membentang. Sang Ibu mengikutinya ke arah mata anaknya menatap. Lalu berkata, "Kamu sendiri apa sudah tahu kegemaran Tandur, Rat?"
"Mas Tandur paling suka bersiul bila tak ada percakapan di antara kami," sahut Ratih. Sang Ibu tertawa. Selendang yang dipakai ibunya kembali turun dari pundaknya. Tapi kali ini sang Ibu sendiri yang membetulkannya.
"Itu salah satu kebiasaan kaum pria untuk menutupi perasaan hatinya," kata sang Ibu menanggapi.
"Maksud Ibu?" tanya Ratih ingin tahu.
"Pada saat dia bersiul, kita tidak tahu apa yang sedang dirasakannya. Karena bersiul adalah solusi lain untuk menghidupkan jalan pikiran."
Ratih termenung. Kalimat yang meluncur dari mulut ibunya teramat misteri. Sama seperti cuaca di minggu pagi yang cerah namun begitu misteri untuk ditafsirkan kelanjutannya. Ya, di minggu pagi yang cerah, kedua pujaan hati mereka berjanji akan datang bertandang untuk membicarakan kelangsungan hubungan mereka yang selama ini agak tersendat. Tapi sampai petang habis, sampai cerah jadi layu, kedua pujaan hatinya tak kunjung datang untuk menepati janjinya. Hati ibu menguap disebabkan bara kecewa, hati Ratih belah didera janji ingkar kekasihnya.
"Jika janji tak ditepati, apakah Ibu benci kepada yang memberi janji?" tanya Ratih ketika mereka menuju peraduan.
"Kenapa harus membenci. Semua bisa terjadi tanpa kita duga. Duabelas tahun Ibu menjanda, paham betul pada sifat laki-laki."
"Lalu Oom Prapto, bagaimana pendapat Ibu?" selidik Ratih.
"Ibu anggap, dia sudah jadi kepompong sewaktu dia lupa pada arah jalan menuju rumah kita!"
Tak sadar Ratih tertawa keras. Sang Ibu yang bicara spontan pun ikut hanyut dalam tawa anaknya.
"Kalau Tandur bagaimana, apakah kamu masih percaya padanya?" sodok sang Ibu ingin tahu juga pandangan anaknya terhadap kekasihnya.
"Kalau sekarang, aku lebih percaya tukang sulap daripada dia, Bu!"
Kali ini ibunyalah yang tertawa lepas. Dan mereka masih tersenyum sewaktu sama-sama menarik selimut tidurnya untuk pergi ke lautan mimpi.

***
undefinedDua lelaki, Prapto dan Tandur, benar-benar lenyap. Mereka tak pernah datang lagi ke rumah dua janda ini. Dan anehnya, kedua janda ini memilih untuk tidak memikirkan mereka lagi. Juga tak ada niat untuk mengontak atau berkirim sms. Api yang mereka nyalakan telah mereka padamkan sendiri.
Di hari libur berikutnya, kedua janda ini, mengisi waktu luangnya dengan berlibur ke tepi pantai. Ditatapinya garis langit di ujung mata memandang. Debur ombak tak habis-habisnya menerpa batu karang yang ada di depannya. Anak-anak kecil dengan bertelanjang kaki menggali pasir dengan tangannya. Mereka membentuk gunung-gunungan dari pasir pantai Namun hanya sekejap gunung ciptaan mereka itu untuk kemudiah hancur oleh ombak laut yang datang datang menerpa silih berganti. Anak-anak yang masih polos itu itu tertawa lepas melihat gunung ciptaannya lumer digerus air laut.
"Rumah kita tak akan sepi jika ada anak kecil," ungkap Ratih yang tampak terenyuh melihat anak-anak yang berlarian didepannya begitu ceria. Menghibur dan tampak amat berarti kehadirannya.
"Anak memang segalanya bagi kita. Tapi sayang, dalam berumahtangga, Ibu hanya punya satu anak yaitu kamu seorang," timpal sang Ibu yang turut merasakan rasa hampa yang menerpa hati anaknya.
"Kalau aku tidak mandul, mungkin aku sekarang sudah punya anak, dan Mas Herman tidak mungkin kawin lagi dengan wanita lain. Dan aku tak mungkin kenal dengan lelaki yang bernama Tandur."
"Masalah anak adalah masalah Ibu juga, Ratih," sela ibunya.
"Apakah Ibu masih ingin melahirkan anak?" tanya Ratih spontan.
Sang Ibu terhenyak, "Oh, tidak Ratih. Anak tidak harus Ibu yang melahirkan. Ibu sudah tua. Kamulah yang seharusnya punya keturunan. Anak kamu adalah cucu Ibu. Itu sudah cukup."
"Tampaknya apa yang Ibu bilang itu tidak mungkin. Sebab dokter sudah mengatakan aku mandul."
Sang Ibu menuntun tangan Ratih untuk berjalan menyusur tepi pantai. Sedang anak-anak yang jadi inti pembicaraan mereka tetap asyik berlarian di tepi pantai bermain-main dengan ombak.
"Kita mengadopsi anak saja," cetus Ratih tiba-tiba.
Sang Ibu terkejut. "Ada-ada saja kamu, Rat," tukas sang Ibu.
"Kenapa? Apa Ibu tidak setuju?"
Sang Ibu menggeleng. "Hati kita tidak akan semurni ketika kita mengasihi anak kita sendiri."
"Kalau kita mencintainya, kita akan tulus memberi kasih sayang pada anak yang kita asuh."
Sang Ibu menatap jauh ke ujung lautan. "Kita akan kebingungan bila anak itu di suatu saat menanyakan asal-usulnya jika dia besar nanti."
"Tapi Ratih menginginkannya, Bu. Soal asal-usulnya, bisa kita bicarakan nanti."
Sang Ibu menoleh. "Serius kamu, Rat?"
Ratih mengangguk. Perlahan memeluk ibunya. Sang Ibu tiba-tiba tertawa
"Lho, kok Ibu tertawa?! Apa keinginanku ini lucu?" Ratih tersinggung.
"Ibu tertawa karena ingat keadaan kita apakah kita masih bisa mengurus bayi, membedong, memakaikan popok? Apakah kita tidak kaku nantinya? Dan bukankah kamu tahu, Ibu sudah duapuluh delapan tahun sampai kamu sebesar ini, Ibu belum pernah lagi mengurus bayi."
"Tapi kita kan wanita, Bu. Sudah kodratnya bahwa wanita lebih bisa mengurus bayi ketimbang kaum pria," tukas Ratih antusias.
"Jadi kamu tidak berniat mencari calon suami lagi?" tanya sang Ibu.
"Soal jodoh, kita serahkan saja pada Tuhan. Yang terpenting sekarang, hidup kita jangan sampai tersia-siakan. Kita harus mengabdikan diri kita pada sesuatu yang lebih berguna."
"Ternyata kamu lebih pintar daripada Ibu, Rat," tukas sang Ibu sambil membalas pelukan putrinya.
Dari ujung lautan tampak terlihat gelombang berkejaran menuju pantai. Angin bertiup menerpa wajah mereka.
"Akan kamu beri nama siapa untuk anak yang akan kita adopsi nanti?" tanya sang Ibu mulai merespon keinginan anaknya.
"Kalau laki-laki, akan kita gabungkan dengan nama-nama mantan suami kita," usul sang Anak enteng.
"Jadi kalau perempuan, apa nama kita yang kamu gabungkan?"
"Betul, Bu. Dengan maksud agar kita tidak merasa kehilangan dengan nama-nama yang pernah hidup bersama kita."
"Kalau begitu kita kita adopsi saja dua anak sekaligus, lelaki dan perempuan," usul sang Ibu sambil mencubit pipi anaknya.
"Usul yang baik, biar kita jadi sama-sama repot!" tukas Ratih sambil tertawa.
Lalu mereka turun ke laut, membiarkan ombak menerpa kaki mereka sampai ke atas lutut. Tawa mereka terbawa angin menyatu dengan debur-debur gelombang di pantai. ©

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Update Status Facebook Dengan Tri

Kejadian ini bermula ketika secara tak sengaja aku berpapasan dengan tukang Mie Ayam keliling yang biasa beredar di depan rumah. Siang itu, kulihat dia tengah berasyik masyuk di pinggir jalan, cekikikan sambil melihat sesuatu yang ada di tangannya. Bahkan saking asiknya, gerobak mie ayam itu ditinggalkannya begitu saja, seakan mengundang pemulung jail untuk mengangkutnya

Karena penasaran, diriku pun bertanya…

“Mas Jason…” (panggil saja demikian, karena dia sering dipanggil Son ama pelanggannya) “Son… mie ayamnya siji maning sooon…, sedang apa kok asik bener di pojokan?” tanyaku.

“Eh mas ganteng… (satu hal yang aku suka dari Jason adalah: Orangnya suka bicara Jujur!), ini mas, lagi update status!!…”

WADEZIG!!!

“Weehhh… njenengan fesbukan juga to??” tanyaku heran.

“Ya iyalah mas… hareee geneee ga fesbukan?!? Lagian kan lumayan juga buat menjaring pelanggan lewat fesbuk, kata pak Hermawan Kertajaya kan dalam berdagang kita harus selalu melakukan diferensiasi termasuk dalam hal pemasaran mas…”

GLEK!! Kalah gw! Gw yang sering naik Kereta ke jawa aja gak tau kalo ada yang namanya Hermawan Kereta Jaya.

“Emang mas statusnya apa?” tanyaku penasaran.

“Nih mas aku bacain: Promo Mie Ayam, beli dua gratis satu mangkok, beli tiga gratis nambah kuah, beli empat gratis timbang badan… takutnya anda obesitas… segera saya tunggu di gang Jengkol, depan tengkulak Beras Mpok Hepi. Mie Ayam Jason : Melayani dengan Hati… ampela, usus dan jeroan ayam lainnya…”

GUBRAK!!!

Dua kosong untuk mas Jason…

Gw yang udah lama fesbukan aja gak bisa bikin status se-atraktif dia.

Tapi ada yang aneh pas kulirik ke henpon yang dia pake, aku kira henponnya blekberi atau minimal nokia seri baru yang uda bisa pake internetan. Selidik punya selidik, ternyataa… henponnya lawas bin jadul… HP yang masih monokrom, suara belum poliponik, dan masih pake antena luar kayak radio AM.

“Mas, tapi kok bisa update fesbuk pake henpon sederhana gitu? (bahasa halusnya henpon lawas) Gimana caranya??”

“Owwh… gampang mas, saya tinggal nulis statusnya lewat SMS lalu kirim ke Tri?” jawab dia datar.

“Ohh… mas nya pake Kartu Three ya? Yang gratis internetan itu?”

“Bukaaaan mas, Tri itu lengkapnya Tri Ambarwati… Dia itu pacar saya, sama-sama dari Tegal, yang kerjaannya jagain Warnet 24 Jam! Jadi kalo butuh update, tinggal sms dia aja nanti dia yang gantiin status saya, lha wong dia tiap hari di depan komputer jagain warnet. Paling sebagai balesannya saya gratisin mie ayam seminggu sekali… murah to…”

Mendadak kepalaku pusing…

Bagaikan menderita dehidrasi akut sekaligus hipotermia tingkat tiga, aku limbung mendengar jawaban spektakuler dari mas Jason…

BRUK!!

“Lho mas… mas… jadi beli mie ayam ndak… kepriben iki?”

MAU UPDATE STATUS GRATIS?
PAKE TRI!
MAU???

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sms Membuat Mata Lelah

1. Gua pingin ngomong sama loe,,,, baca no 5

2. mmm.... Gimana ngomongnya ya.....???? Baca no 8

3. Penasaran ya??? Baca no 9

4. Dari pada bingung baca aja no 15

5. Gua gak berani ngomong nich!!!! 17 aja ya

6. Gua Pinginnya sich ngomong sekarang, tapi no 16 deh!!

7. Q bakal Ngomong, tapi baca dulu no 2

8. Yang pingin gua sampein tuch benar2 simple, makanya baca no 4

9. Gak usah deg2an gitu donk, Sederhana kok, Segampang baca no 18

10. Belum , Baca no 19 dulu !!

11. Mulai capek ya?? Sabar, Baca aja no 13

12. Sebenarnya gua pungin ngomong kalo (ah, Baca no 3 deh)

13. Tinggal dikit lagi, baca no 20

14. Duh, capek deh!!! baca no 21

15. Dah mulai pusing? Baca no 6

16. masih belum ngerti ya?? baca no 12

17. ah malu nich!!, baca no 7

18. gua gak tau, loe bakal ngerti apa gak!! Tolong baca no 10

19. Baca no 11 Dengan tenang ya,, ntar loe tau ndiri.

20.Sekarang gua ngomong deh, baca no 14 pelan-pelan ya



21. gak jadi ngomong wez !!! "MATA PUSING" @_@

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

The Gingerbread Man

Once upon a time, an old woman and her husband lived alone in a little old house. The couple had no children, and being lonely, the woman decided to make a boy of gingerbread. She carefully mixed the batter, rolled out the dough, and cut out out a very nice gingerbread man. She added sugar icing for his hair, mouth, and clothes, and she used candy chips for buttons and eyes. What a fine looking gingerbread man he was! The old woman put him in the oven to bake. After he was fully done, she slowly opened the oven door. Up jumped the gingerbread man, and he ran out the door saying,
"Run, run, as fast as you can!
You can't catch me!
I'm the Gingerbread Man!"
The old woman and the old man ran after him, but they could not catch him.














And so the Gingerbread Man ran and ran. While he running, he met a cow.
"Moo," said the cow. "You look very fine! Fine enough to eat!" And the cow started to chase to little man.
But the Gingerbread Man ran faster, saying,
"I ran away from an old woman,
I ran away from an old man,
And I can run away from you!
I can!"

And he laughed,
"Run, run, as fast as you can!
You can't catch me!
I'm the Gingerbread Man!"
The cow ran after the Gingerbread Man, but she could not catch him.









The Gingerbread Man kept running, and soon he met a horse.
"Neigh," said the horse, "You look mighty tasty. I think that I would like to eat you."
"But you can't!" said the Gingerbread Man.
"I ran away from an old woman,
I ran away from an old man,
I ran away from a cow,
And I can run away from you!
I can!"

And so he ran singing,
"Run, run, as fast as you can!
You can't catch me!
I'm the Gingerbread Man!"
The horse ran after the Gingerbread Man, but he could not catch him.









The Gingerbread Man ran and ran, laughing and singing. While he ran, he met a chicken.
"Cackle, cackle," said the chicken, "You look fine enough to peck for dinner. I'm going to eat you, Mr. Gingerbread Man."
But the Gingerbread Man just laughed.
"I ran away from an old woman,
I ran away from an old man,
I ran away from a cow,
I ran away from a horse,
And I can run away from you!
I can!"

And so he ran singing,
"Run, run, as fast as you can!
You can't catch me!
I'm the Gingerbread Man!"
The chicken ran after the Gingerbread Man, but she could not catch him.


The Gingerbread Man was proud that he could run so fast.
"Nobody can catch me," he thought. So he kept on running until he met a fox.
He just had to tell the fox how he ran faster than all the others.



"Mr. Fox," he said,
"As tasty as I appear to be,
I cannot let you catch and eat me.
I ran away from an old woman,
I ran away from an old man,
I ran away from a cow,
I ran away from a horse,
I ran away from a chicken,
And I can run away from you!
I can!"
But Mr. Fox did not seem to care.

"Why would I want to bother you?" asked Mr. Fox. "You don't even look that tasty. No, young man, I don't want to eat you at all."
The Gingerbread Man was so relieved.

"Well, indeed, Mr. Fox," said the Gingerbread Man. "If you don't mind, I think I'll take a little rest here." And the Gingerbread Man stopped running and stood still.
And right when he stood still. Snap! went Mr. Fox's jaws right into the Gingerbread Man until he was gone.
"He was very tasty after all," thought the fox.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Disiplin Makan Buah agar Tak Lekas Tua

Cobalah menakar kembali konsumsi buah Anda setiap hari. Sudahkah bervariasi, dari jenis, warna, dan porsinya? Bicara porsi idealnya harus 10 porsi buah setiap hari. Jika belum, saatnya melatih diri, membiasakan makan buah mendekati atau persis dengan porsi ideal. Itu jika ingin kulit selalu muda dan segar, serta menunda penuaan datang terlalu dini.

Dokter spesialis gizi klinis, dr Samuel Oetoro, SpGK, menjelaskan bahwa buah-buahan tak hanya merupakan sumber vitamin, namun juga mengandung antioksidan yang tinggi. Kandungan antioksidan didapat dari zat warna buah. Jadi pastikan Anda mengonsumsi buah sesuai porsi ideal, dengan varian jenis dan warna buah agar manfaat antiaging dari antioksidannya semakin optimal.

"Satu zat warna dari buah mengandung antioksidan yang bisa menangkal radikal bebas. Manfaat ini bisa mengatasi berbagai penyakit, termasuk juga membuat kulit lebih segar, cerah, dan tidak keriput. Apalagi jika aktivitas sehari-hari lebih banyak bersentuhan dengan sinar matahari," kata dr Samuel .
Dengan rutin makan buah, baik buah utuh, dihancurkan (diblender), atau dibuat jus buah setiap hari, 10 porsi, 10 jenis, dan 10 warna buah berbeda setiap hari, asupan antioksidan bisa terpenuhi. Usahakan minimal lima porsi sehari, tambah dr Samuel.
"Semakin banyak makan buah, semakin besar efek antioksidannya. Latih makan buah dari tiga porsi, meningkat ke lima, tujuh, sepuluh porsi setiap hari. Upayakan makan buah yang bervariasi karena jenis buah berlimpah dan murah," tegas dr Samuel. Pisang, semangka, dan pepaya, menurutnya, mudah dan murah didapatkan untuk memenuhi kebutuhan asupan buah setiap hari.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Zodiak

Scorpio - Kalajengking
(24 Oktober - 22 November)
Panjang Akal, Pendiam, Pendendam, Gigih, Tekun
Nomor Keberuntungan: 2, 9, 16, 27, 32, 47
Aroma Keberuntungan: Lada Hitam, Kopi, Kayu Pinus, Bunga Sedap Malam
Planet Yang Mengitari: Mars & Pluto
Bunga Keberuntungan: Tumbuh-Tumbuhan Yg Berduri
Warna Keberuntungan: Merah Tua
Batu Keberuntungan: Batu-Batuan Yang Berwarna Merah Darah
Elemen Keberuntungan: Air
Pasangan Serasi: Taurus
Para scorpio merupakan orang yang giat, emosional dan posesif. Mereka suka bekerja keras dan perfeksionis; mereka selalu melihat hidup dari sisi pahitnya. Mereka tidak menyukai kelemahan baik dalam diri mereka sendiri maupun dalam diri orang lain. Mereka sangat dermawan dan penuh kasih dan selalu membela kaum yang lemah. Mereka pandai menyimpan rahasia dan memiliki insting yang kuat. Daya tariknya ada pada tatapan matanya yang dapat menarik orang dengan kekuatan magnetiknya. Scorpio dapat menjadi orang yang setia, namun juga musuh yang berbahaya. Mereka pribadi yang penuh etika dan berpegang teguh pada peraturan yang mereka yakini dalam hidup mereka. Sikapnya yang penolong, setia membuat orang yang mengenalnya merasa beruntung berada di pihaknya. Jika kamu berada di pihak yang berlawanan dengannya, maka ia akan menjadi musuh yang pendendam dan kejam. Sedikit orang yang bisa menyadari kemampuan sejati scorpio karena sikapnya yang pendiam dan rendah hati terhadap apa yang telah mereka capai. Mereka orang yang selalu menepati janjinya dan jarang menarik kembali kata-kata yang telah terucap dari mulut mereka. Mereka pengamat yang cermat dan pandai mengukur situasi. Mereka tidak pernah terlibat dalam situasi tanpa persiapan yang matang, maka dari itu mereka selalu menjadi pesaing yang tangguh. Mereka selalu bersedia menolong yang lemah, penuh informasi dan pandai menjaga rahasia.
Asmara para Scorpio: Scorpio adalah zodiak yang paling perasa. Mereka penuh gairah, setia dan sangat romantis. Mereka tidak akan terlibat dalam suatu hubungan tanpa penyelidikan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pilihannya itu merupakan pribadi yang setia dan jujur. Bila iya, maka ia akan menunjukkan sisi pribadi yang selama ini dia sembunyikan. Mereka sangat pencemburu jika menemukan sesuatu yang dicurigai tanpa alasan yang kuat. Tidak ada yang dapat menyakiti Scorpio kecuali perasaan dicurangi dan dikhianati oleh pasangannya.



Pisces - Ikan
(20 Februari - 20 Maret)
Memiliki Sisi Manusiawi Yang Besar, Penuh Cinta, Praktis, Suka Mengkhayal
Nomor Keberuntungan: 9, 13, 27, 32, 39, 45
Aroma Keberuntungan: Apel, Melati, Lily, Vanilla
Planet Yang Mengitari: Neptunus
Bunga Keberuntungan: Sedap Malam, Teratai, Lily.
Warna Keberuntungan: Hijau Laut, Biru Kehijau-Hijauan
Batu Keberuntungan: Zambrud
Elemen Keberuntungan: Air
Pasangan Serasi: Virgo
Para Pisces kaum yang ekstrim, sensitif dan lain dari yang lain. Mereka ingin melakukan segala sesuatunya dengan baik tetapi hal ini sulit sekali, karena mereka juga harus selalu mendengarkan kata hati mereka tentang hal-hal yang benar & salah. Para pisces penuh pesona, humor dan sipati bila berhadapan dengan orang lain sehingga menerima banyak pertolongan dari orang lain. Pisces butuh suatu wadah untuk mengembangkan bakatnya sehingga ia merasa sangat bahagia. Mereka akan frustasi bila terjebak dalam rutinitas. Mereka mudah percaya janji-janji yang diberi oleh orang lain, tanpa berpikir panjang. Kaum Pisces pandai dalam hal memainkan perasaan. Mereka menjadi sangat sensitif terhadap apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain, dam menjadi sangat mudah marah tanpa alasan yang jelas. Ini membuat orang lain sulit menebak perasaan mereka. Kaum Pisces pandai membujuk. Mereka senang bila pekerjaannya dihargai orang lain, bila tidak maka ia tidak akan mengerjakan tugasnya dengan benar. Pisces senang pada hal-hal yang bersifat hiburan dan bersedia menjadi tuan rumah dari setiap peristiwa atau pertemuan. Mereka terlihat malu dan tertutup namun padahal tidak. Bila mereka merasa nyaman dengan sekitarnya, mereka tidak akan ragu untuk mengambil alih.
Asmara para Pisces: Pisces cenderung menjadi pasangan yang penuh gairah, peduli pada kebutuhan pasangannya dan ingin menyenangkan pasangannya. Mereka ahli membuat situasi menjadi terbalik dan mudah memanipulasi pasangannya. Kaum pisces paling sulit dimengerti, terutama bila itu menyangkut urusan percintaan. Mereka sering melakukan sesuatu yang berlawanan dengan perkataan mereka. Mereka perayu yang hebat dan penuh ide-ide baru yang sulit untuk ditolak dan dilupakan.


Leo - Singa
(23 Juli - 23 Agustus)
Suka Memimpin, Dermawan Dan Murah Hati, Penuh Gaya, Aristokratik, Congkak, Percaya Diri Tinggi
Nomor Keberuntungan: 6, 14, 19, 26, 39, 42
Aroma Keberuntungan: Jahe, Jeruk Nipis, Jeruk, Rempah-Rempah
Planet Yang Mengitari: Matahari
Bunga Keberuntungan: Bunga Matahari, Mawar Merah, Bunga Apiun
Warna Keberuntungan: Merah Bata
Batu Keberuntungan: Berlian
Elemen Keberuntungan: Api
Pasangan Serasi: Aguarius
Leo adalah anggota kerajaan segala zodiak. Mereka bermartabat tinggi dan sangat dramatis, mereka sangat gagah dan penuh warna, dan suka menjadi pusat perhatian. Mereka bekerja giat di dalam susunan organisasi dan pandai membagi tugas. Rencana mereka jarang terdengar namun selalu menakjubkan. Mereka penuh percaya diri dan terus terang dalam menyatakan apa yang mereka rasakan, namun terkadang mereka mudah sekali marah. Mereka memiliki keberanian dan tidak pernah berbuat curang. Leo mempunyai pembawaan diri yang mengagumkan sehingga menarik perhatian banyak orang. Orang leo sangat terbuka, sulit bagi mereka menyembunyikan perasaan dan diri mereka sendiri. Mereka pandai beradaptasi dan perhatian pada segala hal. Mereka dilahirkan untuk menjadi pemimpin dan akan sangat kecewa bila mereka tidak memiliki kekuasaan untuk mendelegasikan tugasnya. Mereka suka hidup seperti layaknya anggota kerajaan dan bersedia melakukan apa saja yang dibutuhkan untuk mendapatkan gaya hidup yang diinginkannya. Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan untuk membujuk orang disekitarnya melakukan apa yang diinginkan. Leo suka melakukan perbuatan yang besar dan terkenal dengan kedermawanannya. Mereka tidak pernah mundur dari suatu pertempuran dan selalu membela hak mereka dan kepercayaan mereka.
Asmara para Leo: Leo selalu membanggakan dirinya sebagai pecinta yang hangat. Prilaku mereka nampak dengan sikapnya yang sombong dan sok kuasa tetapi sifat inilah yang membuat mereka menjadi sangat terkenal di dalam hal bercinta. Mereka tidak suka pasangan yang melebihi dirinya. Leo cenderung dermawan, pandai beradaptasi dan penuh perhatian. Mereka selalu menyenangkan pasangannya sehingga pasangannya selalu senang berada di dekatnya. Leo juga mudah cemburu bila pasangannya lebih memperhatikan orang lain daripada dirinya.


Aries - Domba Jantan
(21 Maret – 19 April)
Agresif, Energik, Impulsif, Berjiwa Pemimpin, Tidak Sabaran, Egois, Cepat Emosi
Nomor Keberuntungan: 2,5,11,34,47
Aroma Keberuntungan: Lada Hitam, Cengkeh, Ketumbar, Kemtumbar, Kemenyan, Jahe, Pohon Cemara, Kayu-kayuan.
Planet Yang Mengitari: Mars
Bunga Keberuntungan: Bunga Daisy
Warna Keberuntungan: Merah
Batu Keberuntungan: Batu Delima
Elemen Keberuntungan: Api
Pasangan Serasi: Sagittarius
Aries adalah simbol sebuah permulaan baru. Orang Aries menjadi pemimpin zodiak-zodiak lainnya, agresif dan penuh kreativitas yang memungkinkan mereka untuk berinisiatif dalam mengadakan perubahan. Selayaknya domba jantan, mereka selalu bertindak cepat tanpa berpikir panjang terlebih dahulu. Mereka lebih senang mencari penghargaan daripada kekayaan dan biasanya lebih suka berbicara terus terang daripada berbasa-basi untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Kebanyakan dari mereka sukses berkat sikap mereka yang pantang menyerah. Aries merupakan orang yang penuh energi, pandai beradaptasi dan cepat belajar. Mereka memiliki banyak ide-ide cemerlang dan berambisis tinggi. Keras kepala, antusisas dan penuh orientasi. Bila mereka ingin sesuatu, tidak ada yang dapat menghalanginya. Mereka siap mengambil tindakan tanpa memikirkan resiko yang dapat mencelakakan diri mereka sendiri. Aries bukan seorang pengikut yang baik. Mereka memiliki semua kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin yang baik, namun sikapnya yang suka memerintah membuat orang menjauhi dirinya.
Asmara para Aries: Hal ini terlihat jelas apabila para Aries sedang jatuh cinta. Mereka akan mengejar apa yang mereka inginkan sampai dapat. Apabila ini terjadi pada kalian, berhati-hatilah. Aries tidak pernah mau menerima jawaban tidak. Sayangnya, jika kamu tidak bisa mengikuti jalan hidupnya, mereka akan meninggalkanmu dan berpindah ke lain hati.




Cancer - Kepiting
(22 Juni - Juli 22)
Suasana Hati Tidak Menentu, Sentimentil, Setia, Penuh Perhatian, Sulit Memaafkan, Memiliki Daya Ingat Yang Kuat
Nomor Keberuntungan: 5, 7, 16, 23, 28, 41
Aroma Keberuntungan: Bunga Melati, Lemon, Mawar, Lily, Kismis
Planet Yang Mengitari: Bulan
Bunga Keberuntungan: Bunga Lily, Mawar Putih.
Warna Keberuntungan: Putih
Batu Keberuntungan: Batu Bulan, Mutiara
Elemen Keberuntungan: Air
Pasangan Serasi: Capricorn
Cancer adalah pribadi yang penuh emosi, sensitif. Selayaknya kepiting mereka sangat protektif dan memiliki pertahanan diri yang tinggi. Mereka takut pada cemoohan, dan akan bekerja dengan diam-diam dibelakang layar untuk mendapatkan apa yang telah mereka rencanakan. Mereka tidak mau mengambil resiko dalam hidupnya dan selalu konsisten membayar hutang mereka. Cancer sangat mendambakan kerapian dan kebersihan. Cancer sangat simpatik terhadap orang lain oleh karena itu sulit mengerti seperti apa sebenarnya pribadi mereka. Mereka cenderung perhatian dan setia bila kamu mulai mengenal Cancer. Mereka berjiwa patriot dan sangat melindungi semua yang mereka sayangi. Mereka sangat membanggakan lingkungan tempat tinggalnya dan senang mengundang teman-temannya berkunjung di rumahnya. Kegemarannya mengumpulkan barang-barang membuat orang menjulukinya gudang tikus. Mereka memiliki ingatan yang luar biasa dan akan selalu mengingatkanmu akan hal-hal yang telah kamu lakukan di masa yang lalu, terutama hal-hal yang ingin kamu lupakan. Para cancer merupakan orang yang penuh kasih, setia dan penuh welas asih. Kebutuhannya untuk mendapatkan rasa aman dan keseimbangan dalam hidup sangat didambakan. Cancer memiliki intuisi yang kuat dan dapat mengetahui pikiran-pikiran dan perasaan yang ada pada orang-orang yang dijumpai. Mereka bisa menjadi sangat agresif jika seseorang menantang mereka, maka dari itu jangan main-main dengan kepiting kecuali kamu siap untuk dicapit oleh mereka.
Asmara para Cancer: Zodiak ini tertarik pada kecantikan, namun demikian mereka juga mendambakan kecerdasan didalam kecantikan, karena mereka menawarkan kasih sayang, kesetiaan, dan pesona intelektualitas, mereka menyukai pasangan yang memiliki kriteria tersebut. Bila mereka telah jatuh hati padamu, mereka tidak akan pernah melepaskanmu. Mereka senantiasa melindungimu dan selalu memberikan rasa aman dan nyaman. Mereka akan selalu melakukan apapun bagi pasangannya.


Gemini - Si Kembar
(21 Mei - Juni 21)
Lincah, Pandai berbicara, Tidak Stabil, Mudah Berubah-Ubah, Mudah Gugup, Sangat Peka
Nomor Keberuntungan: 4,11,26,31,38.49
Aroma Keberuntungan: Bunga Lavender, Bunga Lily, Peppermint
Planet Yang Mengitari: Merkurius
Bunga Keberuntungan: Bunga Lily, Pakis
Warna Keberuntungan: Kuning
Batu Keberuntungan: Batu Safir
Elemen Keberuntungan: Udara
Pasangan Serasi: Sagitarius
Gemini adalah simbol kecerdasan, memiliki banyak akal. Komunikasi dan bahasa sangat penting bagi mereka. Mereka memiliki kemampuan berkembang dan belajar yang tinggi. Umumnya para Gemini tidak stabil, reaksi terhadap situasi ditentukan oleh mood mereka. Bagi Gemini, keragaman adalah penyedap kehidupan. Mereka menikmati hasil yang mereka capai lewat kerja keras mereka sendiri. Gemini tidak menyukai rutinitas. Pengetahuan, pikiran yang cepat dan kepandaian jelas terlihat pada zodiak ini. Mereka mudah berubah-ubah. Simbol ini memiliki pesona alami dan energi karisma yang menarik semua zodiak. Mereka memiliki banyak ide yang dapat membuat kita tertarik, namun mereka cenderung cepat bosan jika mereka berada di sekitar orang yang tidak dapat mengikuti jalan pikiran mereka, dana cepat berpindah ke suatu tempat dimana orang di sekitarnya dapat mengikuti jalan pikiran mereka. Mereka biasa menikmati hidup mereka dan jarang melihat kembali kebelakang. Gemini dikenal dengan spontanitasnya dan kemampuan mereka berbicara mengenai segala hal. Mereka energik dan murah hati. Sikap plin plan mereka terkadang menyulitkan. Kamu tidak akan pernah tahu apa yang mereka pikirkan dan apa yang akan mereka lakukan. Cobalah bertanya pertanyaan yang sama pada hari berikutnya, maka kamu akan mendapatkan jawaban yang berbeda setiap harinya. Terkadang hal ini dapat membuatmu putus asa, namun dapat juga mempesonamu.
Asmara para Gemini: Jika kamu tidak dapat mengikuti pola pikir para Gemini, kamu tidak akan dapat bergaul dengan zodiak ini. Perubahan sikap adalah kunci memenangkan hati mereka. Gemini akan menggunakan kemampuan berkomunikasi mereka untuk merayu orang yang mereka sukai. Mereka cenderung menjauh dari orang yang tidak menantang mereka. Gemini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan selama kamu dapat menimbulkan keingintahuan di hati mereka, mereka selamanya akan berada di sampingmu. Gemini menukai perubahan, mereka senantiasa mencari sesuatu yang lain, termasuk juga kekasih.

Sagitarius - Pemanah
(23 November - 21 Desember)
Berjiwa Petualang, Pandai, Suka Kebebasan, Mandiri, Pandai Berdiplomasi, Berpandangan Luas
Nomor Keberuntungan: 1, 12, 19, 25, 37, 46
Aroma Keberuntungan: Lemon, Kayu Oak, Bunga Pala, Bunga Rosemary, Cengkeh.
Planet Yang Mengitari: Jupiter
Bunga Keberuntungan: Bunga Melati, Bunga Anyer.
Warna Keberuntungan: Biru Violet, Ungu
Batu Keberuntungan: Batu Amethyst
Elemen Keberuntungan: Api
Pasangan Serasi: Gemini
Para sagitarius merupakan sosok yang jujur, terus terang, energik dan pandai membawa diri. Mereka mencapai tujuan karena memiliki pikiran yang positif, namun demikian ide-ide mereka sering kali sulit dimengerti. Mereka suka mengambil kesimpulan tanpa mengumpulkan fakta terlebih dahulu. Mereka memiliki wawasan yang luas, flexibel dan diplomatis. Keinginannya untuk berpetualang membawanya ke tempat yang jauh. Kaum Sagitarius dapat menjadi teman perjalanan yang menyenangkan karena pandai beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Mereka pribadi mandiri. Sebagai teman seperjalanan, mereka penuh pesona dan menyenangkan. Walaupun uang saku mereka habis, namun mereka tidak pernah menyesalinya karena mereka menikmati apa yang telah mereka dapatkan. Sagitarius adalah pemula yang pandai membawa diri, selalu sedia menolong yang lain. Mereka membuat orang lain terinspirasi oleh antusiasme yang ada dalam pribadi mereka. Mereka suka menjadi pemimpin dan mudah tenar. Mereka suka bekerja di luar, asalkan nyaman dan penuh gaya. Mereka pesaing yang tangguh, suka bergabung di klub bergengsi. Sagitarius adalah jiwa yang bebas, menyenangkan dan mempunyai banyak teman.
Asmara para Sagitarius: Sagitarius tidak suka komitmen, mereka takut terikat dan kehilangan kebebasannya. Mereka menjalin hubungan yang memungkinkan mereka untuk datang dan pergi sesuka hatinya. Namun bila mereka menemukan pasangan yang setuju dengan gaya hidupnya, mereka akan menghabiskan waktu bersama pasangannya selamanya. Sagitarius suka mencoba hal baru, demikian juga dalam hal bercinta. Mereka gemar mencoba dan akan cepat bosan bila bercinta di tempat yang sama.




Virgo - Gadis
(24 Agustus - 22 September)
Praktis, Analistis, Kritis, Berkepala Dingin Dan Logis, Rajin, Sederhana
Nomor Keberuntungan: 4, 7, 16, 25, 31, 43
Aroma Keberuntungan: Kayu Oak, Lemon, Madu, Pohon Saru, Adas
Planet Yang Mengitari: Merkurius
Bunga Keberuntungan: Bunga Lavender, Bunga Azalea
Warna Keberuntungan: Biru Laut, Abu-Abu, Kuning Mustard
Batu Keberuntungan: Batu Topaz
Elemen Keberuntungan: Tanah
Pasangan Serasi: Pisces
Virgo adalah penganalisa dan pengurus organisasi yang andal. Mereka ingin segala sesuatunya dikerjakan dengan sempurna, dan selalu mendapatkan perhatian dari sekelilingnya karena kesempurnaan dan keefisienannya. Mereka pandai dalam hal mengkritik hasil kerja orang lain. Para virgo mengagumi perkembangan teknologi dan sangat gemar masakan yang lezat. Namun demikian mereka tidak lupa untuk berdiet. Ketangkasan mereka dan kemampuan mengkoordinasi melebihi rata-rata. Sikapnya penuh emosi, namun terkadang baik. Virgo selalu tampil rapi, bersih dan prima. Mereka memiliki cita rasa tinggi namun konservatif. Virgo pandai mengatur orang lain namun begitu ia tidak suka bersikap sombong terhadap orang lain. Mereka berakal panjang, menyelesaikan masalah dengan cepat. Para virgo sangat perfeksionis dan ini membuat orang disekitarnya tidak nyaman. Jika segala sesuatunya tidak berjalan seperti yang diinginkan, ia akan marah. Namun demikian mereka selalu bersedia menolong orang lain.
Asmara para Virgo: Para virgo senang menjalin kasih dengan orang yang dianggapnya membawa banyak keuntungan bagi dirinya. Mereka perlu jaminan dari pasangannya bahwa pasangannya akan bekerja sama giatnya dengan virgo. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar menyangkut cinta dan sex, dan selalu bereksperimen sebelum membuat ikatan. Sebelum menentukan pasangan, virgo harus yakin betul bahwa pasangannya dapat memenuhi segala kebutuhannya secara profesional. Dia lebih suka hidup sendiri daripada tinggal dengan orang yang tidak sesuai dengan hatinya.





Libra - Timbangan
(23 September - 23 Oktober)
Penuh Keraguan, Bimbang, Adil Pandai Bermuka Dua, Memiliki Naluri Yang Kuat, Mempesona
Nomor Keberuntungan: 8, 17, 22, 35, 39, 44
Aroma Keberuntungan: Peppermint, Kayu Pinus, Vanilla
Planet Yang Mengitari: Venus
Bunga Keberuntungan: Bunga Violet
Warna Keberuntungan: Biru
Batu Keberuntungan: Batu Pirus/Permata
Elemen Keberuntungan: Udara
Pasangan Serasi: Aries
Para libra sangat menawan, sulit ditebak, dan memiliki inteligensi yang tinggi; mereka dapat bekerja sama dan adil, namun penuh kebimbangan dan selalu mencari ketenangan batin. Mereka selalu kawatir pada hari ini dan selalu melakukan apapun juga untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka suka bekerja sama daripada bekerja sendiri. Mereka haus akan pengetahuan dan memiliki minat yang besar pada bidang kehumasan dan kejiwaan. Mereka selau tampil sebagai pembawa damai dan jarang mudah marah, namun apabila marah, mereka dapat membuat orang di sekitarnya gemetar ketakutan. Cita rasa Libra klasik dan mereka menyukai kombinasi antara kesederhanaan dan kesempurnaan. Keragu-raguan mereka adalah langkah mundur terbesar bagi mereka. Tidak hanya membuat mereka kehilangan kesempatan tetapi juga membuat mereka yang berhubungan dengan Libra menjadi bingung. Mereka memiliki keinginan yang besar untuk menjaga segala sesuatunya tetap harmonis dan bersedia berkorban untuk mendapatkannya. Mereka mempunyai jiwa seni, keindahan, dan rencana. Ini semua membantu Libra dalam mencapai apa yang telah mereka tetapkan. Dalam menyelesaikan tugasnya, Libra selalu berhasil berkompromi dan membujuk orang lain untuk melakukan perbuatan sesuai dengan kehendaknya.
Asmara para Libra: Para Libra akan mengerjakan apa saja demi memuaskan pasangannya. Mereka tertarik pada individual yang cantik/tampan. Para Libra tidak suka kata-kata kotor, penampilan yang sembrono atau prilaku buruk dari pasangannya. Para Libra tidak suka menyakiti orang lain. Keagungan, kemurahan hatinya dan pesonanya akan selalu menarik orang di dekatnya. Rasa aman yang didapatnya akan membuatnya bahagia.



Taurus - Banteng
(21 April - Mei 20)
Keras Kepala, Materialistis, Pasif, Ramah & Sabar, Praktis dan Setia, Memiliki Jiwa Toleransi
Nomor Keberuntungan: 12,19,23, 33, 39,41
Aroma Keberuntungan: Aroma Madu, Mawar, Lily, Kayu Oak
Planet Yang Mengitari: Venus
Bunga Keberuntungan: Bunga Daisy, Violet
Warna Keberuntungan: Coklat, Hijau
Batu Keberuntungan: Batu Pirus (Batu bermata biru)
Elemen Keberuntungan: Tanah
Pasangan Serasi: Scorpio
Taurus adalah simbol kepastian dan kehendak yang kuat. Taurus biasanya berjuang untuk mendapatkan rasa aman batiniah dan jasmaniah. Mereka memiliki selera tinggi pada pakaian, lukisan, barang-barang antik dan barang-barang mewah lainnya. Cita rasa Taurus sangat tinggi, namun cenderung konservatif. Mereka sangat menikmati alunan melodi dan musik yang indah. Taururs suka menolong orang lain dan tidak mudah marah. Mereka tidak suka didesak dan cenderung keras kepala bila terus menerus didesak. Para Taurus cenderung setia, stabil dan sabar, meskipun kadang mereka keras kepala. Mereka memiliki pandangan yang baik untuk meraih tujuan mereka sehingga mereka cukup berhasil. Mereka gigih pada keputusan yang telah diambil dan tidak ada seorangpun yang dapat merubah pendiriannya. Karena Taururs tidak suka didesak, maka banyak yang menjulukinya si Lamban. Namun demikian, kamu dapat mempercayakannya dalam membantumu keluar dari masalah. Mereka bukan tipe orang yang mudah melanggar janji dan mundur dari suatu keyakinan, dan mereka memiliki stamina dan ketekunan untuk bertahan dari lawan-lawannya. Kekuasaan Taurus sangat hebat sehingga mereka tidak mudah gagal dalam hidupnya.
Asmara para Taurus: Para Taurus cenderung pendiam dan bergairah. Mereka berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam hidup mereka seperti musik yang lembut, lampu yang redup, dan anggur terbaik untuk menemani mereka menghabiskan waktunya dengan orang yang mereka cintai. Taurus selalu mengutarakan hatinya secara langsung dan tidak suka bertele-tele bila menyangkut urusan cinta. Mereka berusaha menyenangkan hatimu dengan harapan mendapatkan balasan yang sama dari pasangannya.



Aquarius - Pembawa air
(21 Januari - 19 Februari)
Tenang, Obyektif (Tidak Memihak), Jenius, Penuh Ide, Cepat Mengerti
Nomor Keberuntungan: 8, 14, 29, 35, 40, 47
Aroma Keberuntungan: Lavender, Lemon, Kayu Pinus
Planet Yang Mengitari: Uranus
Bunga Keberuntungan: Bunga Narsis, Bunga Pansy
Warna Keberuntungan: Hijau, Kuning Muda
Batu Keberuntungan: Batu Permata Berwarna Hijau Lumut
Elemen Keberuntungan: Udara
Pasangan Serasi: Leo
Para Aquarius bersifat progresif, inovatif dan penuh gagasan. Individu ini sangat progresif dalam cara berpikir, cenderung individualistik dan enggan mengikuti keramaian. Walaupun pada dasarnya mereka tidak antusias untuk menjadi pemimpin, beberapa diantaranya berhasil menjadi pemimpin. Sikapnya eksentrik, penuh keyakinan, namun keras kepala. Mereka cenderung bersikap adil. Dalam bekerja selalu penuh keseriusan, walaupun dari luar mereka nampak tenang, namun di dalam hatinya mereka sangat takut dan gugup. Aquarius suka barang-barang mewah, namun tidak serakah. Mereka tidak menyukai adat istiadat dan peraturan-peraturan kuno dalam keluarganya dan cenderung melanggar peraturan. Mereka suka mengikuti kata hatinya bila menyangkut masalah perasaan. Mereka cenderung menyakiti dirinya sendiri daripada menyakiti orang lain. Aquarius dapat menyelesaikan masalah karena mereka mampu keluar dari dilema. Mereka peduli pada hal-hal besar dan sangat manusiawi. Aquarius pribadi yang senang menyendiri, perlu banyak waktu untuk mengenal mereka karena mereka hanya membuka diri pada orang yang mereka percaya, hormati dan cintai
Asmara para Aquarius: Kaum Aquarius tertarik pada pasangan yang memiliki kepandaian. Mereka senang mencoba termasuk mencoba hal baru dalam hal percintaan dan romantisme. Kaum Aquarius kadnag bersikap dingin dan acuh namun dibalik semuanya itu dia sangat pasangan yang penuh kasih yang selalu mencoba hal baru dan lain dari yang biasanya.





Capricorn - Kambing Jantan
(22 Desember - 20 Januari)
Pendiam, Rajin dan Ambisius, Materialis, Gengsi Tinggi, Suka Memerintah, Suka memperalat Orang Lain
Nomor Keberuntungan: 1, 12, 19, 25, 37, 46
Aroma Keberuntungan: Madu-Maduan, Tulip
Planet Yang Mengitari: Saturnus
Bunga Keberuntungan: Lumut, Tumbuhan Ivy (Merambat)
Warna Keberuntungan: Hitam, Coklat
Batu Keberuntungan: Mutiara Hitam
Elemen Keberuntungan: Tanah
Pasangan Serasi: Cancer
Para capricorn sangat teguh. Kambing jantan selalu berkeinginan untuk mencapai dan mengusahakan sesuatu. Mereka memiliki keinginan yang kuat dan biasa digunakan untuk mencapai rasa aman. Mereka sangat mantap dalam mengambil langkah seperti layaknya Kambing Gunung. Kapasitas kerja dan keyakinannya sangat besar. Mereka penuh waspada dan jarang meminta bantuan dari orang lain. Mereka suka mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Mereka suka menjadi budak bagi diri mereka sendiri dan tidak percaya dengan orang lain dalam mengerjakan tugasnya. Pribadinya sangat sensitif dan sangat membutuhkan penghargaan dari orang lain. Capricorn memiliki kemantapan untuk mencapai tujuan. Pantang menyerah sampai titik darah penghabisan. Kemampuannya dalam hal berencana, digabung dengan kekuatan, stamina dan etika kerja yang kuat selalu membawa mereka menjadi pemenang. Sikapnya yang persuasif memudahkannya mendapatkan dukungan dari orang lain. Sagitarius termasuk materialis, namun tidak suka hidup berlebihan.
Asmara para Capricorn: Cenderung sexy dan teguh dalam hal percintaan dan hubungan. Mereka tidak terima jawaban tidak. Jadi, jika kamu menjadi sasaran cintanya, berhati-hatilah. Mereka akan menyeretmu kehadapannya dengan kekuatan dan pesonanya. Cinta adalah suatu kebutuhan bagi zodiak ini dan begitu mereka mendapatkannya, mereka akan memperlakukannya bagaikan barang berharga. Capricorn sangat setia selama pasangannya selalu bersedia membantunya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Standar Inter”nasi”onal

Kisahnya dimulai saat Diah dan Ayu sedang mengobrol bersama di dalam kelas saat istirahat. Tiba - tiba bel berbunyi dan Bu Helly yang akan mengajar pun masuk. Sesumpek apapun pelajaran Bu Helly, Diah dan Ayu akan mendengar tanpa mencatat. Di akhir jam pelajaran. "Anak - anak, sebentar lagi sekolah kalian akan diubah menjadi Sekolah bertaraf internasional.maka dari itu, ibu minta kalian dapat berbahasa inggris fasih dan lancar untuk dipakai di kehidupan sehari - hari. Mengerti?" kata Bu Helly. Akhirnya bel tanda pelajaran Bu Helly selesai dan saatnya pelajaran Bu Shinta. Lima menit, Sepuluh menit. Bu Shinta belum juga datang. Ketua kelaspun mencari Bu Shinta dan dapat jawaban dari guru lain bahwa suami Bu Shinta sedang sakit dan dirawat di rumah sakit. Ketua kelas segera menuju ke kelas. Sesampainya dikelas. "Teman - teman, Bu Shinta gak masuk." Kata Ketua kelas muram. Sesaat semua diam. Satu kelas saling memandang satu sama lain. Tiba - tiba "Horeeeeeeee!!!!!!" Semua bersorak sambil berjingkrak. Sambil mengisi waktu yang kosong, Diah dan Ayu bercanda bersama. Mereka adalah sahabat serta teman sebangku yang kompak. "Yu, kita terapkan bahasa inggris yuk!" ajak Diah. Ayu mengangguk setuju. Ayu yang agak lemot mikirnya ini tiba - tiba berkata "buat apa, di?." , "Ya ampun Ayu, tadi kan dibilangin sama Bu Helly, sekolah kita sebentar lagi jadi standar internasional ni..." jawab Diah sambil menghela nafas. Diah pun memulai percakapan. "Good afternoon, Ayu. Have you finished your homework?" kata Diah. Ayu terkejut dan berpikir sampai mengerutkan keningnya. Bingung nya terlihat jelas dari bibirnya yang merengut ke arah kiri. Diah tertawa geli melihat sahabatnya yang "telmi" itu. Tiba - tiba Ayu berkata sambil menampilkan wajah sumringah "Good afternoon, Diah. Homework Ayu finished. Kalo homework Diah? how?" . Sejenak Diah meminta pengulangan kata - kata tersebut. Namun masih kurang jelas. Akhirnya Diah meminta Ayu menulisnya. Belum saja Ayu memberi tanda titik di tulisannya, Diah yang membacanya sudah tertawa ngakak hingga seisi kelas mendengarnya.Ayu yang heran dan bingung hanya bengong menampilkan wajah anehnya.Pulang sekolah, Diah dan Ayu mampir dulu ke warung nasi Mbak Tika yang nggak jauh dari sekolah mereka.
Mereka makan siang bersama dengan nasi goreng buatan Mbak Tika. "Mbak, tadi lucu deh. Waktu pelajarannya Bu Shinta, kan bu Shintanya gak ada. Kita main percakapan bahasa inggris....," Diah menceritakannya begitu jelas hingga Mbak Tika ikut ngakak bersama Diah. Mbak Tika seorang tamatan SMP disekolah yang sama dengan Diah dan Ayu. Ia tamat di SMP karena harus mengurus adik - adiknya karena sang ibu menjadi TKI di Taiwan,sedangkan ayahnya telah meninggal dunia. Mbak Tika hanya berbeda 3 tahun dari Diah dan Ayu. Mbak Tika selalu meminta pengalaman mereka seharian bersekolah kepada Diah dan Ayu saat mereka mampir untuk makan. Tiba - tiba mbak Tika bertanya " Ayu, kalau bahasa inggrisnya nasi goreng itu, apa?" . "Ah, itu mah gampang Mbak, nenek Ayu juga tau." Jawab Ayu sok tau. Diah balik bertanya, "Emang apaan, Yu?. "Hmmm...Rice goreng!" Jawab Ayu. Sentak Diah dan Mbak Tika kembali tertawa ngakak. Kali ini lebih keras dari sebelumnya. Ayu pun marah dan cemberut. "Kok diketawain sih! emang salah apa?" kata Ayu membentak. Diah yang masih sakit perut karena tertawa terlalu banyak menenangkan Ayu. "Ayu, Rice emang bahasa inggrisnya nasi, kamu betul sih." kata Diah. "Trus, berarti Ayu betul donk. Kok diketawain sih?Aneh ni kalian." Bela Ayu sambil membentuk garis miring di dahinya dengan jarinya. Diah dan Mbak Tika tidak terima dibilang aneh plus 'sinting', jadi mereka mencubit pipi Ayu. "Eh, kok malah cubit - cubit sih!Ayu tanya, yang salah itu apa?" tanya Ayu marah. Tiba - tiba wajah Diah dan Mbak Tika merah "GORENG ITU BAHASA INGGRISNYA FRY, AYU! KALO NASI GORENG ITU FRIED RICE!!!!!!" Teriak Diah dan Mbak Tika marah. Ayu yang merasa salah segera menaruh uang lima ribuan di atas meja sambil mengambil ancang - ancang untuk kabur dari amukan Diah dan Mbak Tika. Kaburrrr!!! "Heh, jangan kabur kamu Ayu!" Teriak Mbak Tika. "Kemari kamu Ayu!!!" terik Diah menyambung teriakan Mbak Tika. Ayu lari terbirit - birit sambil direnteti teriakan dari Diah dan Mbak Tika. Ckckck...Ayu, Ayu...(geleng - geleng

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Diberdayakan oleh Blogger.
125x125 Ads1